Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Ketika The Sacred Riana Lawan Hantu Gotik Gogh

15 Maret 2019   22:56 Diperbarui: 15 Maret 2019   23:03 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika  saya menyaksikan The Sacred Riana: Beginning  di layar  bioskop, ada tiga hal  terlintas di benak sekaligus.  Pertama, film ini menampilkan dan terinspirasi dari sosok juara  Asia Got  Talent pada 2017 dan peserta American Got Talent (2018).

Seorang illusionist bernama asli Marie Antoinette Riana Graharani  namun lebih suka  dipanggil The Sacred Riana. Karakternya  (sepintas) menyeramkan, dingin,  tak banyak bicara dan penampilannya mengingarkan pada hantu Jepang: perempuan berambut panjang yang menutup wajahnya, dengan  busana girly seperti seragam sekolah dengan dominan warna merah. 

Opening scene menceritakan bagaimana Riana kecil yang tinggal di sebuah  kota kecil, kerap dibully  kawan-kawannya tampak aneh, padahal  ia hanya punya kemampuan indigo. Kedua orangtuanya  mencari nafkah  mengelola rumah duka menambah bahan ejekan  buat Riana.

Sebuah musibah  membuat  Ayah (Prabu Revolusi) dan ibunya (Citra Prima)  tinggal di rumah tua dengan arsitektur mirip puri di Eropa  milik  kakak ayahnya bernama Johan, seorang pengusaha barang antik. Johan meninggal dalam kecelakaan pesawat dan mewariskan rumah itu pada mereka. 

Di sebuah gudang yang sebetulnya pantang dimasuki, Riana sebuah boneka yang berisi roh  anak  perempuan yang (pernah ) hidup di akhir abad ke 19 bernama Annie, namun Riana memanggil bonekanya  Riani .  Klop cerita berhubungan dengan boneka yang dibawa The Sacred Riana dalam pertunjukkan.

Kehadiran  Bu Guru Klara (Aura Kasih) yang paham  bahwa Riana anak indigo yang patut ditolong dan punya kekuatan tele kinesis juga, membuat cerita semakin menarik.  Setelah  kedua orang tuanya dirawat di rumah sakit Klara  membawa tiga  anak binaannya  (ketiganyajuga  indigo),  Hendro (Ken Anggrean),  Lusi (Agatha Chelsea) dan Anggi (Clara Nadine) menginap  di rumah bergaya Victorian itu. 

Mereka berupaya agar Riana bersosialisasi.  Klara ingin menunjukkan bahwa  Riana tidak sendirian dituding  aneh .  Sayangnya sebuah kecerobohan membuat sebuah hantu jahat bernama Bava Gogh (Camelo) ikut terlepas dan menteror mereka.  Hantu Londo ini diceritakan seorang  psikopat , pembunuh  berantai  sejumlah anak perempuan di antaranya Annie .

Horor Gotik Plus Insious Plus Conjuring

Kedua, The Sacred Riana: The Beginning  mengingatkan pada horor gotik yang  menjadi khas  Amerika ,  Tim Burton. Sekalipun Sang Sutradara Billy Christian juga mengaku mendapatkan inspirasi filmnya  dari sutradara Eropa Benicio del Toro,  tetapi sosok Bava  Gogh, mirip tokoh Joker dalam Batman bahkan saya juga teringat Willy  Wonka dalam Charlie and The  Chocolate Factory besutan Tim Burton, sekalipun  moden gayanya era Victoria.

Adegan mencekam, terutama ketika Gogh berapa kali menggoda Anggi yang paling kecil  bermain dengan rebananya  menjadi kekuatan film  ini .  Anggi awalnya tidak takut  dan ingin tahu membuat saya   menahan nafas. Anggi  ini bermain paling kinclong dan menurut saya menjadi poin film ini.

Gogh menurut Billy  dalam wawancara dengan saya berapa waktu yang lalu, musuh dari Riana. Script film ini juga melibatkan manajemen  The Sacred Riana.  Pertanyannya  apakah Gogh menjadi seperti Valak dalam Conjuring menjadi spin off sendiri, biar waktu menjawabnya.  Apakah  Bava Gogh  seperti Asih  dalam Danur: Universe?  Rasanya memang cukup kuat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun