Dengan demikian kata dia, wisatawan mancanegara pun kalau datang ke Indonesia dan kebetulan mampir di drBear akan membeli suvenir Teddy Bear khas Indonesia. Dia mendesain beruangnya dengan berbagai ukuran, mulai dari13 cm (sentimeter) sebaga gantungan kunci atau tempelan kaca, ukuran  25cm, ukuran  35cm yang dinamakan Micu Bear, 100 cm dinamakan Bowbow Bear, 130cm disebut Mosh Bear, 155 cm, yaitu Bimbie Bear.
Produk boneka ini dijual mulai dengan harga Rp15 ribu hingga jutaan rupiah bergantung ukuran dan kerumitan baju bonekanya.  Per bulan rata-rata  terjual 50 buah per bulan tapi pada musim-musim tertentu DrBear bisa menjual sampai 200 buah  per bulan, seperti masa wisudaan kampus-kampus, Valentine atau Natal.  Penjualan dilakukan  secara offline , ikut pameran di mal, event tertentu,warga Buahbatu, Bandung ini  juga menjual dengan cara daring.
Setiap ukuran mulai yang 100 sentimeter itu punya nama dan karakter-karakternya sendiri. DrBear tidak  sekedar menjual beruang,  tetapi juga menjual cerita di dalamnya,  selalu menyertakan akta kelahiran si beruang setiap pembelian 100 sentimeter ke atas sebagai tanda bukti pengabdopsian si beruang itu.
Setiap boneka beruang mempunyai karakter dan identitas itu sendiri. Seperti Bowbow bear, anak ke3 dari 3 bersaudara, mempunyai sifat yang humoris, jail, tidak mau diam, penyayang tapi sensitif perasa. dan manja karena dia anak bungsu. Sementara Mosh, kakaknya lebih diam, kalem, pemalu, sensitif, tetapi juga bijaksana.
"Kalau  paling besar kita punya Bimbie umurnya 10 tahun, beratnya 10 kilogram, dengan tinggi 155 cm. Anaknya manja, otoriter, jail, tapi baik hati dan penyayang," terang dia.
Selain itu Dainty bukan sekedar menjual boneka beruang tapi menjual keluarga beruang yang harus dijaga, dirawat, dan dipelihara. Â Inilah visinya kedua dalam bisnis, yaitu menjadi patriot menjaga kelestarian beruang di Indonesia. Â Itu sebabnya brandnya bernama drBear, selain inisial namanya Dainty Ratnasari, itu juga berarti dokter beruang. Â Â
"Sambil berbisnis, saya berupaya melakukan kampanye juga agar beruang-beruang Sumatra juga tidak terus-terusan diburu. Beruang itu harus kita jaga, rawat, pelihara, dan dibudidayakan agar tidak punah," tutur dia.
Apa yang diungkapkan Dainty nyaris senyap dari pemberitaaan. Sebagai  catatan populasi beruang madu (helarctos malayanus) di Indonesia memang harus dijaga. Tidak ditemukan data persis jumlah populasi beruang berukuran mungil ini seluruh Sumatera. Namun benturan antara spesies ini dengan manusia acap kali terjadi.  Pada awal Agustus 2017 seorang petani karet di Desa Pagar Kaya, Sumatera Selatan luka berat diserang beruang madu (www.sumeks.co.id 3 Agustus 2017). Â
BBC edisi 4 April 2018 menyebutkan bahwa tiga ekor beruang madu di Riau dijerat, lalu dimasak menjadi rendang. Â Â Dalam Agustus 2018 Tim gabungan, yang terdiri dari Polsek Bengkunat dan aparat terkait, menangkap empat orang pelaku perburuan beruang madu dalam kawasan hutan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan di Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung Setidaknya dua kulit beruang madu ditemukan dan masih berbau busuk (www.era.id, 12 Agustus 2018).
Pada 25 September 2018 Tim BKSDA Aceh mengamankan seekor beruang yang terkena jerat untuk babi hutan di Gampong Jambu Balee, Aceh Timur (www.Tribunnnews.com edisi 26 September 2018).  Kejadian serupa terjadi di Perkebunan Padang Manduang, Kabupaten  Pasaman, Sumbar pada pertengahan November 2018 (www.detikenews 16 November 2018). Â
Di seluruh wilayah Kalimantan Timur dan Utara populasi beruang madu  masih lumayan sekitar seribu ekor menurut Republika online edisi 3 November 2017. Â