Sekalipun Jawa Barat menghadapi kesulitan ekonomi yang cukup berat, namun secara politik lokal relatif stabil. Hajatan besar, Pekan Olahraga Nasional ke V yang berlangsung sejak 30 September hingga 8 Oktober 1961 Â dapat dilangsungkan dengan mulus.Â
Dukungan warga Kota Bandung terhadap perhelatan akbar ini cukup besar. Penyelenggaraan Braga Festival sejak 30 Agustus hingga 3 September 1961 menghimpun ratusan ribu rupiah. Sekalipun jumlah peserta melebihi prediksi yaitu sekitar 5500 orang dari 23 daerah, termasuk daerah baru, yaitu Sulawesi Tengah dan Irian Barat, yang waktu itu sedang diperjuangkan. Tercatat 20 cabang olahraga dipertandingkan.
Pemerintah Jawa barat  mengeluarkan berbagai kebijakan untuk melibatkan masyarakat secara lebih luas, misalnya saja  memajukan liburan sekolah di Jawa Barat untuk memberikan kesempatan anak sekolah menonton PON.
Gubernur Jawa Barat Kolonel Mashudi mengatakan, bahwa peserta PON boleh menaiki bus kota di kota Bandung dengan gratis. Jalan-jalan tertentu ditutup, seperti sekitar Stadion Siliwangi, Sidolog, UNI, Lapangan Basket Kebondjati, Gardudjati, Lapangan Tenis Pasir Kaliki dan Taman Maluku, kolam renang Cihampelas, Gedung Yayasan Pusat kebudayaan di Jalan Naripan, Gedung lyceum di Jalan Dago, Panti Budaya, hingga Gedung Balai Kota. Begitu juga dengan yang digunakan untuk balas sepeda, seperti Taman Sari, Sawunggaling, Wastu Kencana, Dr Otten, Pasteur, Ciuembeleut.
Tuan rumah Jawa Barat menyertakan 235 atlet putra dan 65 atlet putri, 70 official, serta 33 panitya lainnya. Bendera PON oleh Wagub Jateng Sujono Atno ke Gubernur Jawa Barat Mashudi di perbatasan Jateng dan jabar, kawasan Priangan Timur pukul 10 pagi, pada  24 September 1961. Ketua Panitya PON V dijabat oleh Ibrahim Adjie. Â
PON ke V dibuka oleh Sukarno pada Sabtu, 30 September 1961 Â pukul 10.05 di Stadion Siliwangi. Diiring tembakan meriam 17 kali, pengibaran bendera pusaka, serta defile bendera daerah masing-masing peserta.
Yang mengharukan dan mula-mula masuk  adalah kontingen Irian Barat, yang waktu itu masih diduduki Belanda.  Irian Barat mengikuti PON dengan kekuatan 50 peserta (Berita Antara, 1 Oktober 2018). Kontingen ini mendapatkan sambutan meriah dan tepuk tangan. Bung Karno menyebut, PON ke V penting untuk membangun Nation Building.
Meskipun tidak meraih satu pun medali, atlet-atlet  irian Barat menunjukkan penampilan yang mengharukan . Pada cabang olahraga bulu tangkis single putera, atlet Irian Barat DB Urban menunjukkan sportivitas, keramahannya sekaligus keluguannya.Â
Bila umumnya pebulutangkis mengembalikan kock dengan memukul raket, apabila pindah serve, maka Urban mengembalikannya dengan tangan kepada lawannya, sepertinya yang diungkapkan Berita Antara 4 Oktober 1961.
Pada cabang olahraga sepak bola, kesebelasan Irian Barat dicukur 17-0 oleh Tim Jabar yang diperkuat oleh pemain-pemain Persib. Â Pada babak pertama Jabar unggul hanya 3-0, itu artinya sebagian besra gol pada babak kedua, di mana Irian Barat kalah teknik dan stamina.
Balap Sepeda