Menurut dia pengadilan musik menggugat artis yang baru saja  menggugat artis mengeluarkan album dan mempertimbangkan album itu layak atau tidak.  Seperti layaknya pengadilan, terdapat hakim, penggugat dan tergugat yang mengadili album band atau artisnya (Tribunnjabar Online 2 Agustus 2017).
Pada episode ke 23, tanggal 4 Mei 2018 band indie kondang Burgerkill diwakili empat personelnya Ebenz (gitar), Vicky (vokal), Ramdan (bas), serta Putra (durm) menjadi terdakwa. Â Mereka menghadapi Jaksa musisi Budi Dalton, Pidi Baiq, Hakim Mad Jasad dan panitera Wanda urban. Â Sebagai pembela hadir Gebeg, Yoga PHB dan Andre Vinsen.
Dalam sidang, Budi Dalton mendakwa Burgerkill dari mana ide mengkoloborasikan metal dan orkesta, mengapa tidak dengan badminton atau kerambol? Â Pertanyaan mengundang gelak tawa. Ebenz menjawab tak kalah nyelenehnya,"Penginnya koloborasi sama karapan sapi, tapi nggak ada treknya?"
Tapi akhirnya Vicky menjawab bahwa ide konser orchestra sejak 2012, namun karena jadwal padat baru terwujud pada 2018 dan Burgerkill terinspiasi oleh Metallica (Pikiran Rakyat, 7 Mei 2018). Sekalipun sejumlah musisi dari genre ikut menjadi terdakwa, tetapi band denagn genre rock,metal dan sejenisnya dominan dalam kegiatan ini.
Genre rock, metal, hardcore dan yang sebangun cukup dominan dari sekitar 250 band atau kelompok musik yang saya data. Â Bandung rutin menyelenggarakan event besar mengakomodasi begitu kuatnya penggemar musik metal, di antaranya "Bandung Berisik" yang disebut sebagai festival musik cadas terbesar di Indonesia dan menjadi aspirasi musikunderground. Â Bandung Berisik pertama kali diselenggarakan pada 23 September 1995 di Ujungberung.
Event lainnya ialah Hellprint yang digelar pertama kali sekitar 2011, mulanya hanya tingkat lokal, namun sejak 2015 sudah mendatangkan band metal antar negara. Â Hellprint yang paling anyar digelar pada Februari 2018 itu diikuti puluhan band dan dihadiri puluhan ribu penonton.
 Ajang yang paling anyar untuk mewadahi band-band lokal di Bandung, sebetulnya juga untuk mengangkat kuliner dan distro, yaitu apa yang disebut Bandung Original Festival (Borfest) yang berlangsung sejak 30 Maret hingga 1 April 2018.  Acara ini berlangsung pertama kalinya digelar di Lapangan Pussneif PPI Bandung, diikuti puluhan band lokal hingga nasional (Pikiran Rakjat, 3 April 2018).
Masih banyak event lain yang menjadi tempat kiprah band lokal, yaitu Kickfest yang digelar rutin tahunan, hingga berkala seperti "An Intimacy". Saya dalam tulisan 'Bandung Kota Musik (Tanpa) Dekalarasi" menyebut antara pertengahan 2013-pertengahan 2016 terdapat 15-20 pertunjukkan musik setiap bulannya yang diliput media. Â Itu artinya lebih dari 100 event musik besar dan kecil setiap tahun. Tapi agaknya pada pertangahan 2016 Â hingga 2017 jumlahnya menurun dan baru meningkat lagi pada 2018 ini.
Kaderisasi JazzÂ
Dinamisator musik lainnya ialah Dwi Cahya Yuniman, pengagas Klab Jazz pada 9 Mei 2004. Ide ini didukung sepenuhnya oleh pakar jazz Sudibyo PR, Yongky Nusantara, Terlen Handayani pendiri Toko Buku Kecil. Misinya antara lain memasyarakatkan musik jazz dengan prioritas kepada masyarakat musik Kota Bandung hingga melakukan kaderisasi pemusik jazz. Â Â
Kelahiran Bandung 10 Juni 1960 ini rela meninggalkan pekerjaannya dan mencurahkan waktunya untuk Klab Jazz sejak 2010.  Klab Jazz  gigih menggelar mulai dari pertunjukan jazz rutin seperti Jash Dazz, diskusi musik dan kelas jazz.  Kontribusi utama Klab Jazz adalah meruntuhkan stigma bahwa musik jazz hanya untuk kalangan atas  dan membuat jazz diterima oleh kaum muda Bandung.