Hampir seluruh toko tutup dan seluruh bioskop tidak mengadakan pertunjukkan. Tempat praktek dokter dan apotik banyak yang tutup. Â Hanya dua apotik yang buka, yaitu di Jalan Raya Timur dan Jalan Cibeunying. Â
Imbas kerusuhan , sejak sore pengangkutan menjadi sulit, karena bemo, oplet dan becak kebanyakan milik orang Tionghoa. Para pengemudi dan penumpang mobil mendadak memakai peci dengan harapan tidak dirusak demonstran. Â Toko-toko sejak hari itu banyak memakai plakat milik "Indonesia" dan memasang bendera Merah Putih.
Pikiran Rakjat Bandung pada edisi 13 Mei 1963  ini memuat pernyataan Wakil Perdana Menteri dan Menteri Penerangan Roeslan Abdul Gani  menyeruhkan kepada seluruh mahasiswa Indonesia baik yang ada di pusat maupun di daerah  agar iktu menjaga kerusuhan Jumat 10 Mei 1963 tidak terulang lagi.Â
Dia menghargai pernyataan Majelis Mahasiswa Komisariat Jawa Barat untuk ikut menjaga ketertiban dan berpegang pada Panca Dharma Bakti Mahasiswa Indonesia.
Kepala Asisten Kodam Siliwangi Kolonel Ishak Djuarsa mengeluarkan pernyataan jika tata tertib sipil terganggu, maka TNI tidak akan tinggal diam, sekalipun UUKB sudah dicabut.Â
Setiap anggota TNI adalah pejuang  harus membawakan kewibawaan pribadinya untuk membawa masyarakat ke arah keamanan dan pergaulan kepada semua lapisan golongan.  TNI juga harus terlibat mengatasi kepincangan ekonomi sosial yang masih ada agar dapat dibangun masyarakat sosialis Indonesa.
Gubernur Jawa Barat Kolonel Mashuri meminta pabrik-pabrik, toko-toko, perusahaan penagkutan  segera kembali dibukadan beroperasi mulai Senin 13 Mei 1963. Aparatur pemerintahan berupaya mengembalikan ketenangan dan ketertiban.  Mashuri juga meminta keamanan mengawasi pelaksanaan seruan ini. Â
Kerugian
Pikiran Rakyat, Senin 13 Mei 1963 juga melaporkan bahwa sekitar 500 toko dan rumah mengalami kerusakan. Selain 65 Â buah mobil, 54 sepeda motor, 5 mesin jahit dan sejumlah barang elektronik, seperti radio, televisi, lemari es dibakar atau rusak. Â Sampai Minggu 12 Mei masih ada reruntuhan kendaraan yang belum terangkut dari tempat kejadian.
Di antara mobil-mobil yang terbakar terdapat tiga buah Mercedes, sebuah Impala dan tujuh buah Fiat, pada masa itu tergolong mobil mewah. Â Di antara sepeda motor yang menjadi rongsokan tergolong mahal seperti Suzuki, Honda, Vespa dan BMW.
Putusnya kawat listrik akibat kerusuhan menewaskan seorang mahasiswa bernama Andy Simatupang dan seorang pelajar SMP PGRI bernama Anda Supriatna yang masih berusia 14 tahun. Â Kedua jenazah telah dikebumikan.