Mungkin adegan kocak yang orisinal ialah ketika Rafathar mengacaukan acara Pekan Raya Jakarta dengan menggerakan ondel-ondel yang tingginya setara ruko tiga lantai. Begitu juga adegan pamungkas ketika Rafathar mempertunjukkan kekuatannya pada saat yang tepat menyelamatkan kedua maling itu dari bahaya sebenarnya. Â Diam-diam Jonny dan Popo merasa bayi itu menjadi punya arti.
Dialog antara Jonny Gold dan Popo ketika Rafathar sudah ada di tangan Bos Victor dan komplotannya menarik dan mungkin pesan film ini: Gue dulu pernah punya keponakan namanya Ridwan, 6 tahun. Dia suka mengganggu (menyebalkan). "Suatu ketika dia kena DBD dan tak tertolong. Tiba-tiba gue merasa kehilangan, ingin digangguin lagi."
Memang jangan dipikirkan ceritanya, memang hiburan semata. Ibarat Anda haus minum Coca Cola, habis hausnya, lupakan. Â Kalau untuk hiburan Rafatharberhasil kocak habis. Efek CGI juga menjadikan sinematografi film menjadi menarik terutama di adegan pamungkas akhir film.
Namun yang saya catat di sini produk sponsor terlalu mencolok ditampilkan dalam film ini.  Film yang merupakan koloborasi Umbara Brothers dan PH milik Raffi-Gigi juga abai menampilkan  beberapa adegan dan dialog (guyonan) seksis, karena ada orangtua yang membawa anaknya menonton (karena disangka film anak-anak, padahal lSF memberi label 13 tahun ke atas).
Rafathar mencerminkan situasi sosial masyarakat kita ketika media sosial menjadi bagian hidup. Kegusaran Detektif Julie kepada Jonny Gold dan Popo bukan karena kelihaiannya sebagai maling, tetapi karena unggahan foto mereka yang tak sengaja merekam Julie sedang bangkis dan ditayangkan di Youtube. Akibatnya Julie jadi bahan meme dan bully, sekaligus jadi selebritis dadakan.Â
Efek dari perubahan kebutuhan tersier menjadi primer karena teknologi.  Ponsel cerdas menjadi kebutuhan membawa imbas sosial yang tak terbayangkan sebelumnya. Bahkan bagi sebagian orang di era sekarang  media sosial, Facebook, Instagram, Twitter, hingga ber-WA sudah menjadi kebutuhan sama dengan makan dan minum. Â
Tentu juga ada pertanyaan apakah Rafathar akan menjadi contoh korban keinginan orangtuanya untuk menunjukkan prestisenya bahwa keluarga mereka tiada banding? Bisa tidak atau iya. Undang-undang Perlindungan Anak memang memperbolehkan  anak di dunia hiburan sepanjang izin (apalagi di bawah pengawasan orangtuanya) dan pekerjaannya ringan.  Tentunya saya harap Raffi dan Gigi membatasi anaknya di dunia hiburan agar tidak kehilangan masa kecilnya.
Secara keseluruhan terlepas dari sebuah wacana yang muncul dan akan muncul  Rafathar  adalah terobosan yang cerdik dari Raffi dan Giri.  Raffi dan keluargnya sudah menjadi bagian dari sejarah pop culture di Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H