Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Beberapa Catatan Surat Kecil untuk Tuhan (2017)

27 Juni 2017   19:53 Diperbarui: 27 Juni 2017   20:00 9478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan Surat Kecil Untuk Tuhan (kredit foto: www.id.bookmyshow.com)

Tuhan, aku merindukan ayah dan ibuku/Aku hanya punya seorang kakak yang selalu menjagaku/Aku ingin selalu bersamanya/Jangan pisahkan kami Tuhan

Kira-kira begitu Angel menulis “Surat” untuk Tuhan.

Surat Kecil Untuk Tuhan versi 2017 -karena ada yang berjudul sama pada 2011 dan diangkat novel yang diangkat dari novel karya penulis yang sama Agnes Danovar-bercerita kisah kakak dan adik bernama Anton dan Angel yang terdampar menjadi anak jalanan.

Kedua orangtua mereka meninggal dan mereka dipelihara oleh bibi mereka. Sayang suami bibi mereka pemabuk yang gemar melakukan kekerasan, sehingga Anton (Bima Azriel) dan Angel (Izzati Kahnza) kabur dari rumah. Mereka terlunta-lunta di jalan dan akhirnya ditampung seorang Mafia anak jalanan bernama Rudi (Lukman Sardi). Rudi menyebut bahwa mereka di sana sampai ada orangtua angkat mengambil mereka.

Rudi dan tangan kanannya Asep (Teuku Rifku Wikana) mengeksploitasi anak-anak yang ditampungnya menjadi pengemis dan pengamen. Setiap hari mereka harus menyetor. Bila tidak sampai target, perlakukan kekerasan diterima setiap anak jalanan termasuk Anton dan Angel.

Sampai suatu ketika Angel mengalami kecelakaan lalu lintas. Anton percaya kalau dia bersedia dijual kepada seorang orangtua angkat, maka biaya rumah sakit Angel bisa dibayar. Keduanya berpisah. Angel dipungut orang kaya dan tinggal di Australia. Di sana Angel (Bunga Citra Lestari) menjadi sarjana hukum dan punya tunangan bernama Martin (Joe Taslim), seorang kardiolog (dokter jantung).

Angel yang selalu memimpikan kakaknya. Dia pulang ke Jakarta melacak keberadaan kakaknya setelah lima belas tahun. Di sana ia bertemu dengan Ningsih (Aura Kasih) mantan anak jalanan dan Asep.  Hasil pencarian bukan saja menguak nasib Anton, tetapi juga kejahatan kemanusiaan yang jauh lebih besar dilakukan Rudi.

Review  

Sebangun tapi tak sama, begitu catatan pertama saya pada (sebagian) plot cerita Surat Kecil Untuk Tuhan.  Selain Lionyang dirilis pada waktu yang sama (2017),  pada 1950-an sebetulnya ada film India yang bercerita soal kakak dan adik yang terpisah. Yang berbeda pada ending film yang mengaitkan semua tokoh yang muncul sejak awal menjadi bangunan cerita yang apik.

Termasuk sebab akibat dan nasib dialami tokoh-tokohnya. Misalnya mengapa Ningsih bersama Asep terpisah dari Om Rudi, lalu apa kaitan seorang anak orang kaya berfoto bersama dengan Anton dan Angel, terjawab. Begitu apiknya penonton yang menyimak sejak awal akan bisa menebak bagaimana akhir cerita film ini karena klu-klu tersusun sistematis.

Kalau dari segi karakter, perjuangan Anton melindungi adiknya luar biasa. Bukan saja menjawab semua pertanyaan adiknya, sampai makan bubur saja ia mendahulukan adiknya. Begitu juga ketika adiknya hendak dihukum, dia pasang badan. Pengorbanan Sang Kakak bahkan bukan saja sampai di situ.  Tak terbayangkan di tengah zaman edan seperti ini masih bisa ditemukan karakter seperti Anton.

Satu-satunya kekurangan pada bagian plot ini justru terletak pada tokoh bernama Rudi. Apa dan siapa dia tidak jelas.  Mengapa orang seperti dia bisa leluasa melakukan aktivitasnya? Begitu kayakah dia? Lalu siapa yang menjadi pelindungnya? Dengan bertebarannya LSM yang bergerak membina anak jalanan, orang seperti Rudi bisa leluasa tanpa ada backing.  

Bisa sih? Tetapi saya tidak yakin bisa akan lama.  Ini menjadi catatan saya yang kedua.

Selain itu perbedaan waktu lima belas tahun tidak terlalu tergambar dengan jelas. Kalau Angel dewasa 2017 maka lima belas tahun lalu itu 2002 dan Transjakarta belum ada atau tidak seramai sekarang.  Perbedaan waktu kerap dilewati sutradara. Walau ada ponsel jadul dari Asep di salah satu adegan, tetapi saya tidak yakin apa ponsel berkamer sudah ada lima belas tahun lalu.  Catatan ketiga.

Dari departemen akting saya paling terkesan pada Lukman Sardi yang makin matang. Saya sampai tidak tahu itu Lukman Sardi atau memang sosok bajingan tengik bernama Rudi. Yang lain bermain standar dan cukup baik.  Catatan baik saya berikan buat Teuku Rifku Wikana dan Aura Kasih.

Sutradara Fajar Bustomi bisa mengarahkan pemain-pemainnya, termasuk Maudy Koesnaedi orangtua angkat Angel, pemain cilik pemeran Anton dan Angel serta anak-anak jalanan lainnya.  Tentu saja penampilan khusus Aris Merdeka Sirait,  aktivis Hak Anak-anak.  

Soundtrack film ini digarap Purwacaraka dan tim penyanyi anak-anaknya membuat film ini kian menyentuh.  Tentu saja anak-anak harus didampingi orangtua, karena banyak hal harus dijelaskan kepada mereka.  Secara keseluruhan Surat Kecil Untuk Tuhan adalah film yang bagus untuk diputar pada libur lebaran ini.

Irvan Sjafari

Kredit Foto:

www.id.bookmyshow.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun