Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Koloni (19-20)

6 Mei 2017   18:28 Diperbarui: 6 Mei 2017   19:25 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Koloni oleh Irvan Sjafari

Lalu pelan-pelan Alif bercerita apa yang dia tahu tentang Mariana Rossa.

 

Zahra mendengarkannya dengan seksama. Dia hanya sekali menangis. Dia berkata lantang. “Aku mau memaafkan ibu aku, karena memilih melahirkan aku dan tidak menggugurkan aku. Tetapi aku tidak memaafkan laki-laki yang seharusnya jadi ayahku.”

“Selanjutnya ketika sudah besar, Kakanda bertemu ibumu kembali. Karirnya bagus. Dia tidak pernah menikah.  Kemudian…”

Zahra menutup mulut Alif. “Sudah aku tidak siap mendengar cerita selanjutnya.  Manusia di luar sana lebih kejam dari binatang. Bagi aku  yang penting ke depan, kakanda tidak akan meninggalkan aku, kan? Kakanda tinggal di dunia aku saja, ya? Apa pun yang kakanda mau aku layani asal tidak meninggalkan aku?”

Alif mengangguk.

“Sudah siang. Kita tangkap ikan, lalu kita masak sendiri,” kata Zahra dengan cepat tertawa. “Aku diajarkan caranya oleh kawan yang bertugas untuk itu. Kita menangkapnya dari udara Kak.”

Zahra mengeluarkan semacam jala dari kantungnya yang digulung dengan rapi. “Harus kerjasama ya, kak?”

DUA PULUH

Beberapa hari setelah pesawat dari maskapai penerbangan Archipelago Airlines jatuh di laut di Kepulauan Riau. Bandara Hang Ngadim

Ibu tua itu termanggu di lobi bandara. Didekapnya foto Alif erat-erat. Sang suami termanggu. Mata mereka tak henti-hentinya menyaksikan melihat televisi berita jatuhnya pesawat Archipelago Airlines.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun