Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel | Koloni (5-8)

30 April 2017   21:58 Diperbarui: 30 April 2017   22:31 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alif melangkahkan kakinya meninggalkan halaman sekolahnya. Dia harus menunggu Kang Parman di warung bakso langgananya. Sejak peristiwa penyelamatan bayi tiu, Alif tidak masuk sekolah selama dua hari karena panas.  Ibunya memaksa Kang Parman menjemputnya setiap hari. Alif sebetulnya lebih suka pulang jalan kaki karena banyak bisa dilihatnya.

Memang dia mendapat uang saku lebih banyak karena harus menunggu di warung.  Soalnya hari itu Kang Parman membantu mengambil barang di pasar untuk kebutuhan warung kelontong yang dikelola keluarag mereka.  Sementara teman-temannya pulang. Di warung itu hanya ada dia dan tukang bakso. Dia terpaksa memesan semangkuk mie bakso sambil mengaduk mienya.

Membosankan. Alif mengerutu sambil mengaduk mienya. Tetapi dia melihat Pak Dedi gurunya berbicara dengan seorang laki-laki seusia ayahnya menunjuk dirinya.  Laki-laki bertubuh jangkung itu menghampiri dirinya bersama Pak Dedi. Mereka duduk berhadapan dengan Alif.

“Ini Pak Nanang Sumarna. Pengurus Yayasan Anak Masa Depan Bangsa,” kata Pak Dedi, guru mata pelajaran IPS, sekaligus wali kelas 5 B.

Laki-laki yang disebut Nanang Sumarna menatapnya dengan lembut. Dia tak ragu menyalaminya lebih dahulu.“Bayi yang kamu selamatkan itu sudah sehat. Atas namanya, Bapak mengucapkan terima kasih.”

“Boleh saya melihatnya Pak? Bayinya perempuan atau laki.”

“Kamu tidak memperhatikannya waktu membawanya? Bayinya perempuan. Kamu boleh melihatnya. Bahkan kamu berhak kasih namanya.”

Nanang memberikan kartu namanya.

DR. NANANG SUMARNA

Yayasan Anak Masa Depan Bangsa

Jalan Setiabudhi 225

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun