Kami baru menukarkan voucher minuman menjelang makan siang, dua jam setelah berada di areal Floating Market. Menurut Widya ketika pertama kali berkunjung hanya ada tiga macam pilihan. Namun ketika kami datang variannya sudah lebih banyak. Â Kami berdua memilih minuman Milo.
Sekalipun tidak mewakili keseluruhan, tetapi apa yang disajikan di Floating Market Lembang semacam Taman Mini Kuliner (yang ada) di Bandung. Dari segi penyajian variasi kuliner menjadi  keunggulan tempat wisata ini .  Pihak pengelola tinggal mempertahankan agar harganya bisa ekonomis dan terjangkau lebih banyak kalangan.      Â
Dari segi fasilitas umum toilet dan mushala cukup memadai bagi muslim dan muslimah menuaikan ibadah salat zuhur dan asar. Â Begitu juga untuk tempat sampah ada di berapa sudut membuat pengunjung tidak membuang sampah sembarangan.
Konsep Floating Market Lembang terobosan menarik untuk sebuah destinasi wisata bagi mereka yang baru pertama atau bagi keluarga yang memang ingin seharian. Â Tetapi bagi sebuah rombongan tour yang ingin dalam sehari mengunjungi tiga atau empat wisata dalam sehari tidak efesien dan itu jadi masalah besar bagi wisata Jawa Barat: kemacetan, serta infrastruktur tentunya.
Saya berdiskusi dengan Widya, bagaimana kalau seandainya saya membawa rombongan wisatawan yang membuat trip Bandung-Lembang alam sehari bisa lebih dari tiga atau empat wisata apa yang bisa dilakukan dengan kondisi macet pada akhir pekan. Sementara wisatawan umumnya bisanya akhir pekan.
Menurut Widya hanya bisa dua atau tiga tetapi waktunya sebentar-sebentar.  Kalau pertama kali mengunjungi Floating Market Lembang dari pagi,maka setelah siang bisa menjadikan Farm House Lembang sebagai tempat kedua. Tetapi sulit untuk yang ketiga.  Supir Grab menyela menyebutkan bahwa wisatawan harus menginap di Lembang dan menyewa mobil bisa Tangkuban Parahu,  Floating market, lalu  Farm House.
Saya berpikir mungkin juga kebun stoberi sebagai selingan.  Namun umumnya wisatawan menginginkan kalau bisa dari Bandung dan bisa menyapu 2-3 kuliner plus 2-3 tempat wisata dalam sehari seperti yang pernah saya alami ikut rombongan tur Palembang.  Butuh perencanaan yang matang. Itu baru  untuk yang bikin paket  perjalanan Bandung-Lembang,Â
Kami sendiri merasakan kemacetan ketika pulang melalui jalur yang sama ketika berangkat. Dua jam habis dan tiba bada asar. Namun menurut  Widya kalau melalui jalur Setiabudi bisa lebih lama untuk kembali ke Bandung. Rasanya Pemkot Bandung, Pemda Kabupaten Bandung dan Provinsi Jawa Barat bisa duduk bersama membicarakan ketidakefesienan ini.