Ada juga auditorium milik Institute Francaise Indonesia di Jalan Purnawarman yang mudah diakses publik dibandingkan dengan Jakarta yang menempel pada kedutaan Prancis saat ini. Pertunjukkan di kampus dan SMA juga menyediakan tempat bagi para musisi. Frekuensi kerap tampil sekalipun mungkin dengan pendapatan kurang memadai adalah sebuah resiko untuk bisa survive. Tetapi daya juang para musisi Bandung luar biasa.
Secara keseluruhan secara de facto dengan segala kekurangannya Bandung rasanya menjadi kota musik tanpa perlu deklarasi. Berbagai faktor kreatifitas dan terobosannya, musisi yang berasal dari lulusan atau pernah mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, kepedulian perguruan tinggi, terdapatnya puluhan kafe yang bisa menjadi tempat bermusik, serta sejarah yang cukup panjang, jumlah band dan musisi mendukung hal itu. Hanya saja untuk memenuhi kriteria kota musik untuk diakui secara luas dan mungkin juga memberikan kontribusi pada pariwisata perlu keterlibatan pemerintah kota maupun pusat.
Irvan Sjafari
Tulisan ini dipersembahkan ulang tahun Kota Bandung ke 206 25 September 2016 (bagian pertama)
---
Catatan Kaki:
- Lihat http://www.robinmalau.com/membangun-kota-musik/
- http://mymocca.com/swingingfriends/kelas-mocca-6-promnite/
- Pikiran Rakyat 14 Maret 2011, http://rikysufriyanto.blogspot.co.id/2013/02/awal-mula-adanya-band-indie-bandung.html.
- Lihat www.jakartabeat.net
- Idhar Resmadi, Magister Studi Pembangunan ITB dan pengamat budaya dalam Pikiran Rakyat, 1 Oktober 2015.
- Pikiran Rakyat, 4 Maret 2015.
- Pikiran Rakyat 15 Februari 2015
- Pikiran Rakyat, 28 Februari 2016).
- Seperti yang diselenggarakan di Sasana Budaya Ganesha pada 19 Agustus 2015.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H