Bandung kaliung ka’ imping/Nganti-nganti Persib sumping/Hojong enggal-henggal teping/Sedja diaping dikeumbing/Di sangling hariring dangding
Serasing uagub takabur/Adigung agul hier, ben…ik/Namung tewis bingah manih/Rehing Persib muih djurit/Ngandung djuara kadua/Pulih waluyir utami
Suasana haru di ruang sidang DPRD Kota Bandung ketika salah seorang anggotanya Rachman Sainan menyanyikan Kidung Persib Mulih Djurit yang digubahnya sendiri. Hadirin yang hadir tertusuk perasaannya. Hari itu 7 September 1959 sekitar pukul 13.35. Rombongan pemain Persib baru tiba di Kota Bandung seusai mengikuti kompetisi PSSI periode 1958/1959 sejak awal Agustus 1959. Dalam babak final yang diikuti 7 kesebelasan Persib hanya menduduki peringkat kedua. Sementara juara pertama diraih tim PSM Makassar. Kepulangan Persib ke kota Bandung disambut sejumlah politisi di DPRD Kota Bandung, selainan Rachman Sainan hadir Ketua DPRD Kota Bandung Mohammad A. Hadawi, Panglima TT III R.A Kosasih, Ketua KOI Jawa Barat Djusar Kartasubrata, Sabri gandanegara, Kolonel Dr Wonodjudo.
Klasemen Akhir kompetisi Putaran Final PSSI 1958/1959 PSM Makassar berada di posisi pertama dengan enam kali main, enam kali menang alias tak pernah kehilangan poin. Dengan dua belas poin Ramang dan kawan-kawannya memasukan 25 gol dan kemasukan 4 gol. Sementara Persib berada di posisi kedua dengan delapan poin dari hasil empat kali menang dan dua kali kalah dengan memasukan 22 gol dan kemasukan delapan gol. Sementara PSIS Semarang berada di posisi ketiga dengan enam poin dari dua kali menang, dua kali sering dan dua kali kalah dengan gol 12-15. Pada posisi keempat adalah Persija Jakarta dengan dua kali menang satu kali seri dan satu kali kalah dengan gol 7-14. Di bawahnya Persebaya Surabaya dan PSP Padang masing-masing dua kali menang dan empat kalah meraih empat poin. Hanya saja Persebaya unggul selisih gol, yaitu 15-23 dan PSP 12-20. Berada di posisi juru kunci PSMS Medan dengan tiga poin, hasil satu kali menang, satu kali dengan gol 9-18.
Babak Final kompetisi ini berlangsung di beberapa kota. Pada pertandingan pertamanya, Minggu 9 Agustus 1959 Persib mengalahkan Persija Jakarta di Stadion Ikada Jakarta dengan skor 3-1 setelah unggul 2-0 hingga turun minum. Pertandingan Persib-Persija dianggap penting dan punya efek psikologis. Persib lolos dari ujian berat berkat permainan gemilang trio Parhim, Kiat Sek dan Omo.Â
Gol pertama Persib dicetak oleh Kiat Sek pada menit ke 8 hasil kerjasama dengan Parhim. Pada menit ke 17 giliran Parhim mencetak gol memanfaatkan umpan terobosan Kiat Sek setelah bekerjasama dengan Omo. Gol ketiga Persib dicetak oleh Omo pada menit ke 72 setelah mendapat umpan terobosan dari Kiat Sek. Gol balasan Persija dari titik penalti oleh Liong Houw pada menit ke 39.
Pertandingan kedua di lapangan Ikada pada 13 Agustus 1959, Persib meremukan Persebaya Surabaya dengan skor 6-0 (1-0). Gol Persib diciptakan oleh Witarsa pada menit ke 21, Ade pada menit ke 49, Kiat Sek membuat hattrick pada menit ke 52, 62 dan 78 dan Atik mencetak gol ke enam pada menit ke 82. Pertandingan ketiga17 Agustus 1959, Persib menang atas PSP Padang 3-2 (3-1) di kota Padang. Sayangnya Persib justru dipercundangi PSIS Semarang 2-1 di kandangnya, Stadion Siliwangi. Bagi Persib kekalahan tersebut berarti besar karena menyulitkannya untuk menyangi juara bertahan Makassar.
Seusai kekalahan dari PSIS, Persib meremukan PSMS Medan di Stadion Siliwangi dengan skor 8-1 pada pertandingan 30 Agustus 1959. Omo membuka gol ketika pertandingan berlangsung enam menit. Secara umum pertandingan babak pertama masih imbang, Persib hanya unggu 1-0. Tetapi pada babak kedua Persib memporak-porandakan pertahanan PSMS Medan. Omo mencetak tiga gol lagi, disusul Parhim dua gol, Kiat Sek satu gol dan Unang satu gol.
Pertandingan terakhir merupakan pertandingan membuat pendukung Persib berduka ketika PSM mengalahkan tim kesayangannya di lapangan Ikada, Jakarta pada Minggu 6 September 1959. Babak pertama skor masih 0-0. Persib malah unggul lebih dulu pada menit ke 48 melalui Omo setelah menerobos barikade pertahanan PSM. Namun kesebelasan Anging Mamiri ini mampu mencetak dua gol hingga skor akhir 2-1. PSM Makassar dengan kwartet Suwardi Arlan, Ramang, Noorsalam, dan Kurnia memang tersohor pada masa itu.
Secara umum menurut laporan Majalah Aneka edisi 10 September 1959 permainan Persib Bandung sangat menarik. Para pemainnya menggunakan long passing dengan teratur, bermain cepat dan sportif. Namun Persib membuat kesalahan dengan tetap memaksakan dimainkannya Kwee Kiat Sek di sayap kiri serta serta Ade Dana yang sudah kelelahan. Harusnya Kiat Sek dan Ade diistirahatkan dan ditukar dengan Rukma dan Witarsa menjadi center Forward. Koran Bintang Timur menyebutkan bahwa pertarungan Persib melawan Makassar adalah pertarungan antara kegesitan anak-anak Bandung melawan kecepatan anak-anak Makassar. Pada waktu itu pelatih PSM adalah E. A Mangindaan dan pelatih Persib adalah R.A.F. Effendy.
Pertandingan ini mendapat kritik dari surat kabar karena wasit Wensveen dianggap kurang jeli. Rachman Sainan dalam kata sambutannya di Gedung PRD juga mengutip beberapa surat kabar di Jakarta tentang kepemimpinan wasit Wensveen. Saya pun menelusurinya dari berpa sumber. Di antaranya dari Bintang Timur yang dikutip oleh Novian Media Research {1}
Wasit Wensveen dari Jakarta, yang pernah menjadi kiper Makassar pada waktu sebelum perang, menurut hemat kita menjalankan kebijaksanaan yang agak mengherankan. Kita menuduhnya secara terang-terangan menyebelahi Makassar sebab Makassar sendiri adalah cukup kuat untuk melawan Bandung, tetapi setidaknya wasit Wensveen kemarin sore memimpin agak ragu-ragu. Pada menit ke-24 sewaktu terjadi serangan yang cukup ramai di depan gawang PSM Makassar, salah seorang dari pemain Makassar membuat handsballdalam daerah terlarang yang segera di-appeliroleh Kiat Sek.Tetapi wasit Wensveen yang berdiri dekat di situ menyuruh permainan diteruskan saja dan tidak memberikan suatu penalti untuk Persib Bandung. Pada menit ke 38 Parhim menggiring bola dalam areal terlarang Makassar ditackle oleh gelandang kiri Makassar Itjing. Orang mengharapkan wasit memberikan penalti untuk Bandung, namun dibiarkan oleh Wensven.
Meskipun begitu Ketua Persib Ating tetap memberikan selamat pada PSM. Para pendukung Persib memang shock karena kesebelasan ini sejak awal digadang-gadangkan satu-satunya calon yang serius di atas kesebelasan kota-kota lain untuk menantang juara bertahan PSM Makasar. Semua pemain dari seluruh lini adalah orang-orang yang pernah mengecap suasana pertandingan kejuaraan besar seperti PSSI ataupun PON (Pekan Olahraga Nasional)
Sebelumnya pada 19-21 Juni 1959 Persib sudah melakuan pemanasan, di antaranya mengikuti turnamen segitiga di Kota Tegal sebagai pemanasan dengan kesebelasan PSIS dan PSIM. Dalam turnamen segitiga itu Persib ditahan seri 0-0 dan 4-4. Kesebelasan PSIS maupun PSIM menurunkan pemain-pemain muda yang mampu menampilkan performa yang baik. Pertandingan melawan PSIM berlangsung di cuaca panas tampaknya membuat pemain Persib yang lebih senior kurang bergairah sempat tertinggal 3-0. Sebaiknya pertandingan kedua melawan PSIS berlangsung dalam hujan lebat.
Melawan Juara Cekoslowakia dan Jago Swedia
Persib sepanjang 1958-1959 merasakan bertanding dengan kesebelasan dari luar negeri. Pada januari 1958 Persib berhadapan dengan Red Star, Juara Kompetisi Cekoslowakia. Dalam pertandingan yang berlangsung di Stadion Siliwangi pada Januari 1958 Red Star mengalahkan Persib 9-2. Beberapa pemain nasional Cekoslowakia memperkuat Red Star di antaranya kanan luar Gadjos dan pemain tengah Bubernik. Para pemain Red Star memperagakan tembakan jarak jauh yang mengagumkan.
Sekalipun kalah menyolok tidak berarti pemain-pemain Persib tidak berdaya melakukan serangan-serangannya. Omo, Adang dan Parhim digambarkan mampu membahayakan gawang Red Star. Babak pertama kesebelasan tamu unggul 3-0. Persib mencetak gol pada menit ke 50 melalui Witarsa, namun dalam 10 menit Persib harus 5 gol. Kiper Persib dilaporkan seperti menangkap angin karena tendangan begitu keras. Gol balasan Persib kedua dicetak oleh Omo.
Wasit yang memipin pertandingan itu adalah Wensveen. Wasit bernama lengkpa Christ. H Wensveen ini juga tercatat sebagai wasit Olympiade Melbourne 1956 dan memimpin pertandingan Australia melawan India.{2}
Pada 6 Desember 1959 Persib melakukan laga internasional lainnya, menjadi salah satu lawan dalam tour klub Swedia Djurgarden di Lapangan Ikada, Jakarta. Dalam pertandingan itu Persib kalah tipis 1-2. Tim Persib mendapatkan tenaga baru, yaitu Fatah Hidayat dan Him Tjiang pemain Jakarta yang hijrah ke Bandung. Kedua pemain itu bisa menyesuaikan diri. Tim Persib dilaporkan mampu mengimbangi lawan yang badannya berperawakan lebih besar. Dalam pertandingan lain Klub Swedia itu mematahkan perlawanan PSM Makassar dengan 4-2 dan Persebaya 5-1.
Tim Jurgarden bukan tim sembarangan. Beberapa pemain nasional Swedia memperkuat klub ini. Di antaranya terdapat nama John Erikson (pada waktu itu usia 29 tahun) yang sudah 11 memperkuat kesebelasan Swedia A dan ikut juara Swedia pada 1955 dan 1958, serta Hans Tvlling 12 kali memperkuat tim Swedia A. Ada nama Olie Hallstrom berusia 26 tahun sudah 19 kali memperkuat Tim Swedia Junior dan 4 kali main untuk tim Swedia A.
Irvan Sjafari
Catatan Kaki:
Kejurnas PSSI 1959: Wasit Wensveen diakses 26 Juni 2016.
An Indonesian Ref diakses 26 Juni 2016
Sumber:
Aneka 10 Januari 1958, 20 Agustus 1959, Aneka 20 Juli 1959, 10 Agustus 1959, 1 September 1959, 10 September 1959, 20 November 1959, 10 Desember 1959
Bintang Timur 7 September 1959
Pikiran Rakjat, 1 Agustus 1959, 10 Agustus 1959, 14 Agustus 1959, 18 Agustus 1959, 4 September 1959, 7 September 1959, 8 September 1959, 9 September 1959,
Persib 1961: Menggagalkan Hattrick PSM Makassar diakses 26 Juni 2016.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H