Pembebasan Irian Barat menjadi isu penting bagi kelompok ini. Habibie menjadi Ketua PPI Jerman Barat. Dialog Rudy dengan Mangunwijaya di sebuah gereja menarik “Mata air yang baik selalu muncul di tanah yang bergolak,” cetus Mangunwijaya.
Rudy tidak saja bersitegang dengan kawan-kawannya, tetapi juga dengan Duta Besar RI untuk Jerman barat, Zairin Zain (Leroy Usmani) karena visinya.
Fakta sejarah Zairin Zain adalah tokoh asal Sumatera Barat dan juga perintis kemerdekaan. Rudy Habibie bercerita tentang dua hal, pertama hubungan cinta Rudy dengan Ilona dan kedua hubungan Rudy dengan mahasiswa lain sehubungan bagaimana dia memperjuangkan mimpinya untuk membangun industri pesawat di Indonesia. Konflik antar mahasiswa Indonesia kental dengan situasi politik masa itu.
Dari segi setting sejarah, Rudy Habibie tergarap baik, mulai dari masa pendudukan Jepang di Pare-pare dan Gorontalo, lengkap dengan adat istiadat sunatan hingga gaya hidup anak muda di Aachen, Jerman Barat pada 1950-an, termasuk koreografi dansanya, termasuk juga surat kabar masa itu.
Front Nasional itu isu 1959, jadi konflik dalam tubuh PPI Jerman Barat antara kubu Aachen dan Hamburg punya akarnya. Bagi saya ini film pertama Indonesia mengungkapkan kehidupan mahasiswa Indonesia pada 1950-an.
Satu adegan yang menjadi catatan saya, yaitu ketika Rancangan Habibie diambil paksa aparat pemerintah Jerman Barat karena Indonesia bukan anggota NATO latar belakang perang dingin merupakan hal yang baru saya ketahui.
Nasionalisme Habibie diuji di sini, ketika ia ditawarkan paspor Jerman alias pindah kewarganegaraan. Artinya Jerman Barat di satu sisi mengakui kejeniusan seorang Habibie sementara negerinya sendiri masih memperdebatkan visi dan mimpinya.
Hanya saja saya mengingatkan bahwa nama Institut Teknologi Bandung baru muncul pada 1959, sementara pada 1955 namanya Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Kalau dialog antara Liem Kie King dan Rudy terjadi pada 1955 bahwa Habibie sempat kuliah di ITB merupakan keteledoran.
Rudy Habibie lahirpada 1936. Antara 1955 hingga 1965 Rudy menjadi mahasiswa di Jerman. Pada 1962 Rudy menikah dengan Hasri Ainun Besari. Keberadaan Ainun hanya disinggung dalam satu adegan di rumah Habibie.
Jadi Rudy Habibie ini berkisar antara tahun 1955-1960-an tahun-tahun pernuh pergolakan. Soal elite politik yang mementingkan partainya disinggung dalam dialog. Begitu juga kehidupan sulit di Indonesia, digambarkan dalam sebuah adegan ibunya Habibie tidak bisa membeli daging. Saya suka ada setting Toko Delima Jalan Dipati Ukur Bandung pas dengan suasana masa 1950-an.