Pembangunan Ruang Publik dan Infrastruktur di Komunitas
Selain membenahi taman-taman di bagian utama kota, sejak pertengahan Februari 2016 Ridwan Kamil merencanakan pembenahan infrastruktur dan ruang publik hingga ke wilayah lebih kecil. Dalam akun Facebook-nya Kang Emil mengungkapkan bahwa setiap kelurahan akan didampingi seorang arsitek yang direkrut dari Ikatan Arsitek Jawa Barat. Hal ini tentu mudah dilakukan karena ia sendiri adalah arsitek jebolan ITB tentu mempunyai jaringan yang luas.
Tugas arsitek komunitas ini akan membantu lurah dan masyarakat mengonsep perbaikan-perbaikan infrastruktur dan ruang-ruang publik di kelurahan. Kalau rencana ini berjalan saya membayangkan ruang publik di tingkat RW akan ditata seperti halnya taman-taman utama yang dibangun dan bisa dimanfaatkan maksimal oleh warganya. Bila areal memungkinkan di ruang publik itu terdapat perpustakaan atau taman bacaan model microlibrary Taman Lansia.
Rencana lain yang berkaitan dengan publik ialah pembangunan gedung Creatif Center di Jalan Laswi. Gedung ini nantinya bertujuan menjadi penyangga bisnis bagi para pengusaha kreatif di Kota Bandung untuk lebih mengembangkan dan meningkatkan usahanya. Pembangunan gedung ini memang sudah kebutuhan mengingat salah satu kekuatan kota Bandung terletak pada industri kreatifnya. Tentunya bukan hanya tempat bisnis tetapi juga workshop, pelatihan, serta pameran produksi khas Kota Bandung yang berbeda dengan kota-kota lain. Sebagai catatan seperti diungkapkan Kang Emil di media sosialnya mulai Februari 2016, Berbisnis di Bandung di level UMKM tidak perlu dengan ijin. cukup pemberitahuan dan mengirim data saja.
Ridwan Kamil sendiri kepada berapa media mengungkapkan niatnya agar gedung ini menjadi tempat nongkrong 24 jam bagi para seniman. Gedung ini juga mempunyai perpustakaan dan kafe. Saya berharap harga kafe terjangkau bagi rata-rata warga Bandung dan bukan kafe komersialisasi. Pembangunan gedung ini disandingkan dengan innovation centre di kawasan Kiara Condong. Kang Emil merencanakan innovation center ini sebagai tempat segala bentuk prototype dan didukung perlatan super canggih.
Kalau pembangunan gedung-gedung ini terlaksana maka predikat Kota Bandung sebagai salah satu jaringan kota kreatif (Creative Cities Network) dalam Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization- UNESCO) menjadi lebih matang dan bukan tidak mungkin bisa mengalahkan Jakarta.
Inilah yang saya maksud sebagai prototype pembangunan dan perwujudan program sebuah pemerintahan kota. Jelas bisa dibaca dan bisa didebat. Bisa dipelajari bagi siapa saya yang ingin mencalonkan diri menjadi pemimpin daerah. Termasuk juga bagi calon-calon Gubernur DKI Jakarta yang ingin menantang Ahok, belajar dari Kang Emil: bagaimana membuat program dan serta bagaimana realisasinya.
Irvan Sjafari
Sumber pendukung
Sumber Foto:
Facebook/Ridwan Kamil