Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bandung 1958 (15) Paket Perjalanan Wisata, Hiburan untuk Anak-anak dan Anak Muda, Demam Skuter Menjelang Akhir Tahun

2 Februari 2016   17:06 Diperbarui: 2 Februari 2016   17:28 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di luar kota, Grand Hotel Lembang  masih rutin menyelenggarakan pertunjukkan musik dan dansa  hingga larut malam, di antaranya pada 18 dan 19 Oktober 1958. Karang Setra juga mengadakan pertunjukkan musik dan dan dan selingan reog pada waktu yang sama. Di tempat rekreasi ini juga ditawarkan sandiwara boneka dengan cerita keluarga bahagia pada minggu paginya. 

Para pelajar dan mahasiswa juga tidak kalah mengadakan pertunjukkan hiburan. Pada 19 Oktober 1958 pelajar-pelajar di Bandung mengadakan pertunjukkan The Little Boys Band di Taman Lalu Lintas. Pada 9 November 1958  giliran Band BPI  tampil  di taman ini. Munculnya band-band remaja ini menandakan era baru di kota Bandung  untuk menjadi kota musik.   

Untuk kebutuhan  anak-anak  dan remaja di bawah naungannya,  Gereja protestan  di Jalan Bahureksa nomor 22 mengadakan bazaar di SMP Kristen pada 3-4 Oktober 1958  termasuk hiburan pemutaran film, aneka permainan seperti menembak,lempar bola, rumah setan levarde poppenkust.  Untuk makanannya tersedia sate dan lontong, gado-gado, cendol, lemonade, serta aneka  kue. Juga dipamerkan aneka kerajinan tangan, stand NV Suraco, Masion Femina, hingga demonstrasi menjahit dan memasak. 

Tidak kalah  dengan adik-adik  pelajar sekolah menengahnya, para mahasiswa  juga menunjukkan gairah membutuhkan hiburan.  Misalnya saja,  Ikatan Mahasiswa Bandung  menyelenggarakan  aktifitas  hiburan  dengan  memutar film Doctor At the Sea yang dibintangi Dirk Borgade, Brigitte Bradot di Capitol pada 21 Oktober 1958  jam 10.00 hingga 15.30 dengan harga karcis Rp 1,50 hingga Rp2,50.  IMABA berdiri pada 27 Juli 1957. 

Pertunjukkan bersifat amal  marak  diadakan di  kota Bandung. Misalnya  Persatuan Wanita Cipaganti  (Perwati)  mengadakan  pertunjukkan Sandiwara Kanak-kanak bertajuk “Kelintji Manis” di Gedung Panti Budaya pada 12 Agustus 1958.  Pendapatan bersih untuk kegiatan sosial Perwati.  Upit Sarimanah juga makin kokoh, pertunjukkan di Bioskop Siliwangi di Jalan Astananyar yang diselenggarakan Yayasan Pembina Universitas Padjadjaran  mendapat sambutan baik. Upit mengiringi wayang golek sebagai sinden.  Pemimpin wayang golek itu ialah Raden Tuteng Djohari. 

Sabtu malam 1  November 1958 di Yayasan Kebudayaan Jalan Naripan  menyelenggarakan Konser Karawitan  Indonesia  yang dibuka Kepala Jawatan Kebudayaan Kemneterian PPK Judakusumah.  Hadir dalam acara Lektor KKI Pangeran Surjomihardjo, Kepala daerah Oja Somantri, Rachman  Sainan dari DPRD Jawa Barat,  Bupati pembantu di Kantor Gubernur  Male Wiranatakusumah, serta Wali Kota Bandung Prijatna Kusumah.  Konser itu menurut pernyataan Yudakusumah  untuk menghidupkan kesenian daerah sebagai bagian kesenian nasional.  Tidak hanya seni musik, tetapi juga seni tari, seni gamelan, dan perdalangan. 

Pada 9 November 1958 pukul 20.00, giliran Aula Lyceum Kristen di Jalan Dago 181  menjadi tempat pertunjukkan sandiwara bertajuk “Mawar Hutan” yang diselenggarakan oleh Sing Ming Hui. Pada 10 November 1958  Dies Natalis Universitas Sariwegading dirayakan di Hotel Homann dengan malam gembira yang menghadirkan El Dolores Combo, Orkes Gumarang dan Hamidy T. Jamil dari Perfini menghadirkan artis seperti Aminah  Cendrakasih, Nun Zarinah, Tuti  Suprapto hingga pertunjukkan Serampang Dua Belas. 

Awal Desember 1958  Braga Permai menjadi tempat pameran coklat untuk anak-anak.  Dalam apmeran itu ditampilkan 1001 macam cokelat.   Acara  ini diselenggarakan dalam  pekan anak-anak.  Di Lyceum, juga diadakan pertunjukkan sandiwara boneka dari Chekoslowakia pada 6-8 Desember 1958.  Pertunjukkan budaya lain di Yayasan Kebudayaan Naripan  pada 13-15 Desember 1958  berupa kesenian Sunda menghadirkan Ika Rostika yang disebut sebagai pengganti Upit sarimanah, serta juara tembang Cianjuran lainnya.  

Tempat pertunjukkan lainnya  ialah Restoran dan  Kolam  Renang Karang Setra.  Pada 9  November 1958  tempat rekreasi ini mengadakan  pertunjukkan kecakapan dan ketangkasan anjing, seperti menghitung  angka 1 hingga 30,  bertinju,  menolong orang yang terikat, serta mengisap sigaret dan pipa.  Seminggu kemudian  Karang Setra tenpat diselenggarakannya  bukan saja  malam dansa gembira, tetapi juga demonstrasi dansa oleh Hidayat dan Renske Veldhump  dari sekolah dansa Sonje.  Pertunjukkan dansa yang digelar mulai dari waltz, tango hingga quick step.  Disebutkan pengiringnya adalah Irama Merdeka  dengan biduanita Rosana.  Pada minggu pagi juga diadakan pertunjukkan sandiwara boneka. 

Umumnya  pertunjukkan hiburan berlangsung  mulus. Hanya ada satu insiden yang saya temukan terjadi pada Jum’at 31 Oktober 1958 ketika terjadi keributan di Bioskop Liberty (Jalan Kiaracondong, kawasan Cicadas) Bandung.  Para penonton mengamuk dan membuat bangku-bangku di bioskop itu berantakan, pecahnya beberapa lampu dan bobolnya pintu gerbang muka.  Pemutaran film “Djanjiku” yang dibintangi Raden Mochtar, Titin Sumarni dan  Tina Melinda  yang sedianya diputar pukul 18.30 ternyata tertunda dan hingga 20.00 belum berlangsung, karena rusaknya proyektor. Keributan bisa dihentikan dengan datangnya CPM dan polisi.  

Bioskop Liberty  termasuk bioskop untuk rakyat kebanyakan.  Di dekatnya terdapat bioskop Taman Hiburan yang masa itu dikenal dengan bioskop Gerimis Bubar karena memang tidak beratap.  Hampir tak beda dengan nonton film layar tancap, tempat duduknya seadanya terbuat dari lajur-lajur bangku tembok tempat duduk penonton. Bioskop-bioskop  rakyat ini  biasanya memutar film-film yang sudah diputar di bioskop kelas elite dan kebanyakan film Asia.      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun