Kebutuhan akan sekolah kejuruan membuat pemerintah mengambil alih sekolah negeri. Pada 1957 sebuah sekolah parikelir Sekolah Guru Kepandaian Putri berdiri di Jalan Balong Gede. Kementerian PPK kemudian melakukan bisluit dan mengubah menjadi SGKP Negeri pada Juli 1958. Bukan hanya mendirikan SGKP, Kementerian PPK mendirikan SKP Negeri II di Cimanuk, dengan Kepala sekolah Sudhati Pramono. Â
Berapa sekolah kejuruan swasta ialah SGTK RA Kartini melengkapi SKP Bagian C, SGB dan SMP Bagian A/B. Sekolah itu beralamat di Jalan RA Kartini no/8.  Terdapat juga Sekolah Teknik Mobil Kian Santang di Jalan Riau 227-279, Sekolah   Teknik Menengah   di Jalan Dr. radjiman no 11 Jurusan Sipil dan Mesin, serta sekolah yang dikelola Yayasan Yacob’s Colegre mendirikan sekolah kejuruan untukmontir mobil, sepeda motor dan las.
Perkembangan Universitas Padjadjaran                                                     Â
Universitas Padjajaran pada Februari 1958 mendirikan Yayasan  Pembina Universitas Padjadjaran dengan akte notaris Noezar pada 20 Februari 1958 diketuai oleh Prof. Mr. R. Iwa Kusumasumantri. Pendirian yayasan ini bertujuan memberikan bantuan materol maupun moril kepada unievrsitas ini khususnya dan perguruan tinggi lain di Jawa Barat umumnya.  Dalam enam bulan pendirian yayasan ini terkumpul dana Rp60.685 dari 31 orang penderma dan perusahaan.
Pada pertengahan 1958 Unpad didesak mendirikan fakultas baru seperti Bahasa dan Budaya, Sosial dan Politik, Pertanian, Ilmu Pasti dan Ilmu Alam.  Akhirnya pada pertengahan September 1958  Menteri PPK Prof. Dr. Prijono menyetujui Unpad mendirikan dua fakultas lagi, yaitu Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu alam, serta Fakultas Pertanian. Juga direncanakan waktu itu mendirikan Fakultas Public Bussiness dan Public Administration.  Situs resmi Unpad menyebutkan bahwa Fakultas Sosial Politik berdiri 13 Oktober 1958, Fakultas Matematika & Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA, 1 November 1958), Fakultas Sastra (1 November 1958, kini menjadi Fakultas Ilmu Budaya), Fakultas Pertanian (Faperta, 1 September 1959).
Perkembangan pesat universitas di Bandung mendesak kebutuhan perumahan (kos) untuk mahasiswa. Seorang warga Bandung  di Jalan Dr. Wahidin, bernama Adi Soebagio dalam surat pembaca di Pikiran Rakjat menyerukan agar warga kota Bandung (yang mampu) menyediakan kamar untuk bisa menampung seorang atau dua mahasiswa yang datang dari luar kota Bandung.
Irvan Sjafari
Â
Sumber:
Pikiran Rakjat, 2 Juli 1958,  11 Juli 1958, 14 Juli 1958, 16 Juli 1958,  17 Juli 1958, 19 Juli 1958,  22 Agustus 1958, 5 September 1958, 12 September 1958, 17 September 1958
http://roudlatularifin.blogspot.co.id/2013/10/lintas-sejarah-paud-di-indonesia-ii.html diakses pada 3 Desember 2015.