Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Jelajah Gua Pawon ke Taman Batu: Panorama Eksotis di Padalarang

25 Mei 2015   17:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:37 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_420114" align="aligncenter" width="300" caption="Taman batu"]

1432549986404401526
1432549986404401526
[/caption]

[caption id="attachment_420115" align="aligncenter" width="300" caption="taman batu"]

1432550014587889816
1432550014587889816
[/caption]

Kami melanjutkan perjalan dan tiba di shelter di mana terdapat beberapa warung makan tepat tengah hari. Kami menikmati indomie telur yang terasa lezat waktu itu. Benar-benar lapar.  Di shelter kami bertemu rombongan mahasiswa NHI dan beberapa anak muda  dari Jakarta yang juga kelelahan. Heran juga saya, masih ada  anak muda cewek ke tempat seperti ini menggunakan rok pendek (salah satu wisatawan Jakarta). Pakai jalur yang sama seperti kami. Katanya  dia tidak  menyangka bakal mendaki dari bawah begitu curam dan lebih dari satu jam. Untung tidak ada binatang seperti lintah atau ulat yang bisa bebas merayap di kakinya yang nyaris tak terlindung.   Hanya ada cacing tanah yang  mati kepanasan. Kalau saja dia terpelset lebih mudah cidera, dibanding menggunakan celana panjang.   Toh, empat anak muda itu (semua mahasiswa)  puas berselfie dan tidak menjawab komentar kawannya di Jakarta ada di mana mereka berada.  Biar disangka mereka berada  di kawasan terpencil. Tersenyum juga saya mendengar candaan mereka.

Rupanya kami semua baru tahu bahwa di dekat shelter itu ada arena parkir kendaraan dan pangkalan ojek.   Dari ibu penjual indomie kami diberitahu bahwa Taman Batu ini ditemukan enam bulanan yang lalu oleh beberapa pemanjat tebing. Tadinya hanya kebun dan pohon-pohon.  Kejadiannya seperti penemuan Tebing keratin, yang pernah saya tulis juga baru tren.  “Di sekitar Taman Batu dan Goa Pawon terdapat 50 rumah warga. Aktifitas sampai pukul enam sore,” tutur ibu itu.

Kami kemudian melanjutkan perjalanan sekitar lima menit dan melewati pepohonan di mana kera saling bekejaran.  Hasilnya kami menjumpai hamparan batu yang tersusun secara alami begitu eksotis dan indah.  Luasnya  ribuan meter persegi, saya perkirakan lebih luas dari alun-alun Bandung, mungkin empat atau lima kalinya. Beberapa tingkat, namun banyak tempat landai.  Ketinggian batunya juga variasi, mulai dari satu hingga lebih dari 20 meter.

Bebeberapa anak muda di puncak batuan tinggi untuk berselfie. Berani juga, karena kalau jatuh fatal akibatnya.  Beberapa bagian formasi batu itu disukai Widya, karena mengingatkannya pada suatu tempat di Bali, yaitu berbentuk lorong. Saya justru lebih ingat panorama  seperti ini mengingatkan pada  masa purbakala.      Secara keseluruhan anak-anak cukup aman dibawa ke kawasan Taman Batu atau Stone Garden ini asalkan bukan dari jalur mendaki, tetapi mengendarai mobil ke area parkir. Namun bagi remaja hingga dewasa muda  sebaiknya satu paket dengan Gua Pawon, sensasi petualangannya sangat terasa.

Setelah satu jaman menjelajah saya dan Widya turun dengan ojek dengan tarif yang sama ketika naik ke jalan Padalarang-Bandung. Dari sana kami kembali menggunakan angkot ke Situ Ciburuy dan kembali ke Bandung dengan Bus Damri. Badan rasanya remuk redam, tetapi dengan kepuasan luar biasa.

Cara Mencapai Situs Goa Pawon

Bus Damri (AC) dari Alun-alun Bandung ke Situ Ciburuy  Rp10.000/orang

Angkot ke arah Rajamandala berwarna kuning    Rp4000/orang

Jalan Masuk Goa Pwon ke Gerbang loket ojek Rp10.000/orang

Harga Tiket Rp 5500/orang

Bandung 23 Mei dan Jakarta 25 Mei 2015

Irvan Sjafari, Widya Yustina,

Foto-foto Irvan Sjafari dan Widya Yustina

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun