[caption id="attachment_409738" align="aligncenter" width="300" caption="Bagian eksterior Warung Taru (Kredit foto Irvan sjafari)"][/caption]
Letaknya sekitar dua puluh langkah dari Terminal Dago Atas. Demikian informasi dari seorang sahabat saya di kota Bandung, ketika saya tanya di mana saja tempat makan unik.  Saya mengisi waktu perjalanan ke Banudng sambil menunggu wkatu menjemput seorang saudara di kawasan Riau.  Jum’at 10 April 2015 sore hari saya tiba di terminal dan berjalan ke arah utara dan menemukan jalan bercabang dua. Sesuai dengan petunjuk saya memilih ke atas dan menemukan sebuah rumah makan yang  memiliki arsitektur unik dan dinamakan Warung Taru.
Disebut Warung Taru itu karena berarti Rumah Kayu. Sebetulnya hanya sebagian dari kayu. Eskteriornya ada yang terbuat dari batu putih dibiarkan polos. Kusennya dari kayu. Namun bagian interiornya memang  benar, hampir semua isinya terbuat dari kayu. Terdapat tujuh meja kayu dalam ruanagn yang terbuka. Ornamen tamaahan iklan jadul di papan kayu, boneka wayang kayu, sepeda jadul membuat kesan antik. Sore itu sekitar 10 orang pengunjung. Dapur juga berada di tempat etrbuka hingga memudahkan interaksi dengan pelanggannya.   Kami menikmati panorama Bukit Dago yang masih hijau diselingi bangunan yang merambah. Malam hari pemandangan kian menakjubkan.
[caption id="attachment_409741" align="aligncenter" width="300" caption="Bagian interior (kredit foto Irvan Sjafari)"]
Menu makanan bekisar Rp20 ribu-an untuk makanan berat. Saya memesan Nasi Timbel dengan ayam goreng, tempe dan tahu seharga Rp22.000. Rasanya gurih, namun sebetulnya biasa saja dibanding Warung Sunda lain. Menu makanan berat lainnya ialah Lontong Sayur seharga Rp25.000, nasi uduk seharga Rp20.000, serta termahal Nasi Kastrol (sebetulnya nasi liwet komplit) seharga Rp40.000.
[caption id="attachment_409742" align="aligncenter" width="300" caption="Nasi Timbel (Kreedit foto Irvan Sjafari)"]
Sementara untuk makanan ringannya pisang goreng seharga Rp6000, tahu isi Rp10.000. Terdapat juga aneka roti bakar dengan rata-rata harga Rp10.000. Saya rekomendasikan untuk makan ringan Tahu Goreng Bumbu terdiri dari lima potong tahu dengan ukuran sedang dikudap dengan sambal kecap. Kalau ingin makan tidak terlalu berat ada nasi pincuk sehargaRp6000 mirip seperti nasi kucing di Solo atau Yogyakarta.
[caption id="attachment_409743" align="aligncenter" width="300" caption="Panorama Bukit Dago (kerdit foto Irvan Sjafari)"]
Minumannya top banget, ada Wedang Jahe seharga Rp15.000, Teh  Jahe Rp7000, Gula Asem Rp15.000, serta minuman rempah madu panas atau dingin seharga Rp17.000. Minuman seperti ini memang cocok untuk hawa dingin sambil nongkrong. Saya meninggalkan tempat itu sekitar pukul 16.00 untuk kembali ke kota Bandung untuk menjemput seorang saudara.
Irvan Sjafari
Foto-foto dokumen Pribadi
Bandung 10 April 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H