Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Warung Taru: Nongkrong di Dago Atas dalam Bangunan Kayu

13 April 2015   17:39 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:09 3264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_409738" align="aligncenter" width="300" caption="Bagian eksterior Warung Taru (Kredit foto Irvan sjafari)"][/caption]

Letaknya sekitar dua puluh langkah dari Terminal Dago Atas. Demikian informasi dari seorang sahabat saya di kota Bandung, ketika saya tanya di mana saja tempat makan unik.  Saya mengisi waktu perjalanan ke Banudng sambil menunggu wkatu menjemput seorang saudara di kawasan Riau.  Jum’at 10 April 2015 sore hari saya tiba di terminal dan berjalan ke arah utara dan menemukan jalan bercabang dua. Sesuai dengan petunjuk saya memilih ke atas dan menemukan sebuah rumah makan yang  memiliki arsitektur unik dan dinamakan Warung Taru.

Disebut Warung Taru itu karena berarti  Rumah Kayu.  Sebetulnya hanya sebagian dari kayu. Eskteriornya ada yang terbuat dari batu putih dibiarkan polos.  Kusennya dari kayu. Namun bagian interiornya  memang  benar, hampir semua isinya terbuat dari kayu. Terdapat tujuh meja kayu  dalam ruanagn yang terbuka. Ornamen tamaahan iklan jadul di papan kayu, boneka wayang kayu, sepeda jadul membuat kesan antik.  Sore itu sekitar 10 orang pengunjung. Dapur juga berada di tempat etrbuka hingga memudahkan interaksi dengan pelanggannya.   Kami menikmati panorama Bukit Dago yang masih hijau diselingi bangunan yang  merambah.  Malam hari pemandangan kian menakjubkan.

14289214271068124713
14289214271068124713

[caption id="attachment_409741" align="aligncenter" width="300" caption="Bagian interior (kredit foto Irvan Sjafari)"]

14289214541687402940
14289214541687402940
[/caption]

Menu makanan bekisar Rp20 ribu-an untuk makanan berat.  Saya memesan Nasi Timbel dengan ayam goreng, tempe dan tahu seharga Rp22.000.  Rasanya gurih, namun sebetulnya biasa saja dibanding Warung Sunda lain.  Menu makanan berat lainnya ialah Lontong Sayur seharga Rp25.000, nasi uduk seharga Rp20.000, serta termahal Nasi Kastrol (sebetulnya nasi liwet komplit) seharga Rp40.000.

[caption id="attachment_409742" align="aligncenter" width="300" caption="Nasi Timbel (Kreedit foto Irvan Sjafari)"]

14289215071790470714
14289215071790470714
[/caption]

Sementara untuk makanan ringannya pisang goreng seharga Rp6000, tahu isi Rp10.000. Terdapat juga aneka roti bakar dengan rata-rata harga Rp10.000. Saya rekomendasikan untuk makan ringan Tahu Goreng Bumbu terdiri dari  lima potong tahu dengan ukuran sedang dikudap dengan sambal kecap.  Kalau ingin makan tidak  terlalu berat ada nasi pincuk sehargaRp6000 mirip seperti nasi kucing di Solo atau Yogyakarta.

[caption id="attachment_409743" align="aligncenter" width="300" caption="Panorama Bukit Dago (kerdit foto Irvan Sjafari)"]

1428921558498655957
1428921558498655957
[/caption]

Minumannya top banget, ada Wedang Jahe seharga Rp15.000, Teh  Jahe Rp7000, Gula Asem Rp15.000, serta minuman rempah madu panas atau dingin seharga Rp17.000. Minuman seperti ini memang cocok untuk hawa dingin sambil nongkrong.  Saya meninggalkan tempat itu sekitar pukul 16.00 untuk kembali ke kota Bandung untuk menjemput seorang saudara.

Irvan Sjafari

Foto-foto dokumen Pribadi

Bandung 10 April 2015

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun