Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... Jurnalis - penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kota Malang Masa Hindia Belanda 1914-1942, Het Dorado van Oost Java: Catatan Awal

1 April 2014   23:04 Diperbarui: 4 April 2017   16:54 3654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_329494" align="aligncenter" width="300" caption="Peta Kota malang 1887, 1914, 1934 dan 1938"][/caption]

Pada 1 April 2014 Kota Malang berusia 100 tahunsebagai kotapraja. Karena pemerintah Hindia belanda menjadikan Malang sebagai kotapraja pada 1 April 1914.Namun baru pada 1919 Malang mempunyai walikota sendiri. Kota ini dirancang sebagai kota untuk orang-orang pensiun dan menjadi satu di antara dua kota untuk tempat beristirahat orang-orang Eropa selain Bandung (Werthleim, 1958).Kalau Bandung dijuluki Paris van Java, maka Malang dijuluki Het Dorado van Oost Java.Tulisan ini jauh dari sempurna karena hanyacatatan tercecer antara 1992-1994 dan diupayakan diupdate dengan berapa tulisan masa kini. Selamat ulang tahun Kota Malang.

Latar Belakang

Sosiologperkotaandari Belanda Peter J. M Nas dalam sebuah bukunyamenggolongkan Malang termasuksebagai sebagai kategori kota-kota yang masyarakatnya tidak mempunyai perbedaan kekayaan yang ekstrem atau egaliter, bersama kota-kotaBukittinggi, Pekanbaru, Malang, Pasuruan, Kediri,Blitar dan Surabaya.Umumnya kota-kota yang termasuk kategori ini berada dalam Propinsi Jawa Timur.Sementara itu sosiolog Belanda lainnya Wertheimmenyebutkan hingga 1930 terdapat 77 kotadiJawa dan Madura.Sebanyak enam kota berpenduduk di atas 100 ribu jiwa dan enam kota lagi berkisar 50 ribu hingga 100 ribu jiwa. Malang termasuk kelompok yang kedua.

Pada perjalanan sejarah kota Malangmemang lahirdarimasyarakat yang memangegaliter. Sekalipun penulisan sejarah Malang banyak ditarik hingga abad ke 14-15 Masehi, tetapi saya berpendapat bahwa cikal bakal Kota Malangdimulai sekitar 1710-an.Sumber-sumber Belanda dengan catatan tertulis yang akurat membuktikan hal itu.

HinggaSurapati dan para pendukungnyamemerintah Pasuruan sekitar 1686-1706 pedalaman, Malang adalah daerah pegunungan liar dan jarang penduduknya. Perlawanan surapati terhadap VOCmerupakan sedikit dari perlawanan dari tokoh-tokoh yang bukan bangsawan.Dia hanya seorang budak Dari Bali di bawah Ke Batavia oleh seorang Belanda bernama Moore.Di sana dia berhubungan intim dengan anak Moore bernama Suzane., sesuatu yang tabu masa itudan membuatnya dipenjara dan akhirnya memberontak bersama tawananlain.

Pasukan yang dikumpulan Surapati boleh dibilang pasukan Indonesia masa itukarena terdiri dari berbagai suku: Bali, Melayu, Bantendengan lawan yang jelas: orang kulit putih.Surapatimengalahkan pasukan VOC di Kertasura pada Februari 1686 dan menewaskan Komandannya bernama Tack bersamalebih dari 60 tentaranya, lalu dia menyingkir ke Pasuruan. Semenjak itu Pasuruan tempat bergabungnya orang-orang yang tidak suka VOC dan Mataram.

Setelah jatuhnya Surapati gugur dalam pertempuran di Bangil danPasuruan diduduki VOC dan Mataram pada 1708. Anak-anak Surapati dan pendukungnya melarikan diri ke gunung-gunung dan mendirikan sebuah kerajaan yang independen di daerah Malang .Boleh dibilang Malang adalah “wilayah merdeka” pertama dalam wilayah Jawa yang sudah didominasi VOC dengan pemerintahan yang relatif lebih egaliter walau terdapat sejumlah pangeran yang melarikan diri ke Malang.

Pada waktu itu (1710) nama Malang tampaknya telah muncul dari istilah “melintas”. Susuhunan Mataram disebutkan tidak pernah bisa memerintah daerah ini karena terlalu kuatnya barisan oposisi. Apalagikerajaan itu semakin lemah karena perpecahan dan perang saudara yang terjadi berulang kali. Dua tokoh penting yang membuat jengkel VOC dan sekutunya di Mataram yang melarikan diri ke sana. Pertama adalah Raden Aria Melayu Kusuma, seorang wedana di Siti Ageng Mataram yang ikut memberontak bersama Mas Gerendi pada 1740-1743. Setelah Mas Gerendi kalah melayu Kusuma bergabung dengan “kawan-kawan seaspirasinya” ke Malang.Diikuti pada 1755 pemberontak lainnya Pangeran Singasari sesudah Perang Suksesi 1749-1755 juga ikut minta suaka di sana.

Karena jengkel dengan banyaknya buronan di kota ini dan Malangbisa menjadi duri dalam daging, makadaerah itu diserbu dengan kekuatan besaroleh pasukan gabungan VOC, Mataram dan sekutu-sekutunya.Boleh dibilang antara 1710 hingga1767adalah daerah merdeka. VOC kemudian mendirikan benteng yangkemudian menjadi rumah sakit militer dan kini lokasinya juga sebuah rumah sakit di daerah Celaket.

Desa yang pertama waktu pendudukan VOC di sekitar benteng disebut Klojen diambil dari nama Loji. Sedangkan pemukiman asli atau penduduk Malang antara lain sebelum VOC menurut sumber itu ada di Kampung Temenggungan.Itu sebabnya Temenggungan sempat dijadikan salah satu nama untuk kota ini. Lainnya ada di seberang sungai Brantas daerah Djodipan Timur dan Kottalama serta Kutobedah.Meskipun masih merupakan kota kecil pada abad ke 19, kota ini menjadi strategis mengingat Keresidenan Pasuruan masa itu menjadi wilayah penting perkebunan tebu. Apalagi sejak Undang-Undang Gula di tahun 1870 yang mendorong pengembangan masuknya modal swastas asing ke Hindia, menjadikan Malang kota pusat perkebunan, juga cocok untuk kopi.

Malang Menjadi Kotapraja dan Infrastukturnya

Pada 1905 penduduk Eropa di Malang mencapai 1400 orang. Pada 1914 ketika Malang dinyatakan sebagai kotapraja jumlah penduduk Eropa meningkat hampir dua kali lipatmenjadi sekitar 2500 jiwa.Pada 1930jumlah penduduk Eropa menjadi 7661 jiwa.Penduduk Eropa termasuk anggota garnisun militer Hindia Belanda untuk Jawa Timur dipusatkan di kawasan Rampal, Kota Malang (Tabel1) Penambahan jumlah populasi orang Eropa ini menunjukkan Kota Malang merupakan kota yang penting bagi pemerintah Kolonialdari segi ekonomi.Pemerintahan kolonial juga menyadari bahwa letak Malang di ketinggian 450 meter di atas laut, di antara Gunung Arjuno, Semeru dan Kawi serta dibelah oleh sungai Brantas memberikan panorama indah, hawa yang sejuk dan cocok bagi peristirahatanorang-orang Eropa.

TabelI

Jumlah penduduk Malang pada 1914 dan 1927 berdasarkan

Pembagian golongan sosial kolonial

Golongan

1914

1927

Eropa

Sekitar2500 jiwa

7661 jiwa

Timur Asing

Sekitar4500jiwa

12.065 jiwa

Pribumi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun