- Kesenjangan DigitalÂ
Tentu ini menjadi tantangan yang paling dasar dalam pemanfaatan Sistem Informasi bagi kita. Karena tidak semua  masyarakat memiliki akses yang sama dalam perangkat teknologi atau interney, terutama daerah terpencil. Hal ini tentu sangat sulit untuk memanfaatkan Teknologi mempelajari Pendidikan KewarganegaraanÂ
- Tingginya resiko penyebaran informasi tidak akurat / HOAXÂ
Sudah banyak sekali ditemui, hal ini menjadi tantangan yang paling besar bagi pemanfaatan Sistem Informasi peningkatan kualitas Pendidikan Kewarganegaraan. Banyaknya informasi yang tidak sesuai atau hoax dapat merusak berbagai toleransi dan kesatuan-persatuanÂ
- Masalah Keamanan dan Privasi DataÂ
Tingginya pengetahuan tentang Sistem Informasi juga dapat mengakibatkan penyimpangan yang menjadi Tantangan untuk meningkatkan kualitas Pendidikan Kewarganegaraan melalui Sistem Infornasi. Lemahnya sistem, dapat membuat seseorang melalukan pencurian data atau peretasan. Hal ini harus dikaji lebih lanjut.Â
- Biaya Implementasi TinggiÂ
Pengembangan Sistem Informasi untuk meningkatkan kualitas Pendidikan Kewarganegaraan juga menyebabkan tantangan seperti biaya. Dengan menggunakan platform, dibutuhkan investasi yang besar baik dalam perangkat lunak, perangkat keras maupun pelatihan pengguna.Â
Taukah kamu tingkat literasi digital di Indonesia?Â
Melansir dari goodstats data bahwasannya Indeks Literasi Digital Indonesia (IMDI) pada tahun 2024 mengalami peningkatan. Semula 43.18 menjadi 43.34. Meski tidaj signifikant ini sangat mencerminkan bahwa peningkatan keterampilan digital masyarakat meningkat. Meski ada beberapa kesenjangan digital, seperti Bali dan DKI Jakarta memiliki nilai tinggi daripada daerah terpencil, pentingnya peran pemerintah, instasi pendidikan dan masyarakat dalam kasus ini.Â
Pada masa Covid-19, pengguna e-learning meningkat drartis. Sebagai contoh platform Google Classroom dan ZOOM mencatat lonjakan pengguna dari bidang pendidikan. Dari UNESCO, menyatakan bahwa ada sekitar 520jt siswa di Asia Tenggara bergantung dengan E-learning atau pembelajaran daring selama pandemi.Â