Mohon tunggu...
Muhamad Arya Kurniawan
Muhamad Arya Kurniawan Mohon Tunggu... -

Seorang pemuda wirausaha yang terjerumus dalam agrobisnis, kambing, silat dan dunia perancangan website

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nasehat Pesilat Ketika Anaknya Hendak Belajar Silat Pada Orang Lain

8 November 2011   07:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:55 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika ia bergurau tetaplah anggap sebagai gurumu yang menggantikan orang tuamu mendidik. Jika kau senang bercanda, jadikan candamu untuk membuat gurumu tertawa dan terhibur, bukan menjadikan gurumu bahan tertawaanmu dan untuk menghibur orang lain

Jika saat bersedih, datang dan hibur meski kau tak memiliki apapun, kehadiran murid saat guru bersedih bagaikan orang tua yang bersedih namun didatangi anak-anaknya.

Jika ia memiliki kekurangan, cukupkanlah jika kau mampu dan tutupilah.

Tiap manusia memiliki kelebihan, pelajarilah kelebihannya itu. namun ia juga memiliki kekurangan maka tutupilah dengan daya dan upaya juga kelebihan yang kau miliki.

Dalam belajar jangan kau bawa apa yang kau miliki dan yang kau tahu, namun datanglah sebagai cawan yang kosong untuk dipenuhi oleh ilmu yg akan ia bagi. Jangan kau isikan cawanmu dulu, karena tak selamanya yang dicampur akan memiliki rasa baik.

Merendahlah di hadapan seorang gurumu nak, itu akan menaikkan derajatmu di mata orang lain. Namun jangan kau rendah diri saat kau hanya belajar silat di halaman rumah gurumu yang hanya sepetak atau hingga tak memiliki lahan, gurumu melatihmu di dapur. Bahagialah kau nak, memiliki guru yang rela memberi ‘ruang pribadi’ yang seharusnya tabu dimasuki orang lain namun boleh kau gunakan. Itu penghargaan guru terhadap murid, terimalah. Jadikan pelajaran bagimu bahwa banyak cara orang yang harus kau pahami dan hargai.

Sekalipun nantinya guru silatmu hanyalah seorang tukang becak, pedagang asongan, hansip, penjaga pintu kereta api atau seorang tukang sampah sekalipun, tetaplah belajar padanya tak perlu malu. Jangan kau melihat artian hidup ini hanya dari buku yang dibuat, namun belajarlah dari kehidupan. Filosofi silat itu nyata di depan matamu nak. Jangan kau merasa rendah diri dengan belajar pada mereka yang hanya memiliki pekerjaan yang menurutmu di bawahmu. Dan jangan pula hanya dengarkan makna dari artian filosofi bela diri yang dibuat orang dan bangsa lain yang telah tertata di dalam bukunya, hidup ini tertata bukan seperti urutan dalam buku namun tertata dalam keunikannya. Jangan pula menghakimi bahwa nilai filosofi sebuah pencak silat itu tak sedalam bela diri luar. Banggalah jadi bagian bangsa ini, jika kau nanti bertemu dengan kawanmu yang membanggakan guru besar bela diri asingnya seorang profesor yang merumuskan makna kehidupan dan harmonisasi kehidupan itu dengan bukunya. Tetaplah bangga dengan gurumu yang meski hanya seorang tukang becak atau pedagang asongan sekalipun, ia tetaplah gurumu, cam kan itu ! Biarkanlah ia selesai membanggakan makna dan artian filosofi bela dirinya, dengarkanlah dengan seksama. Lalu perhatikanlah. Katakanlah padanya, jika seorang profesor dan ahli bela diri lalu mengajarkan makna kehidupan dan harmonisasi kehidupan pada muridnya yang hanya mahasiswa atau pelajar itu bukanlah hal hebat sebenarnya, yang mencerminkan artian dari makna kehidupan. Memberi saat berlebih adalah wajar, namun memberi pada saat hanya memiliki satu-satunya yang kau miliki itu adalah luar biasa. Adalah hal biasa jika kau temui orang berpendidikan berkecukupan memberikan ilmunya kemudian dipatok dengan harga. Namun jika orang yang papa memberikan ilmu yang hanya dimiliki satu-satunya dan hanya dengan bayaran ke“ikhlas”anmu itu adalah luar biasa, begitu juga jika tukang becak atau pedagang asongan mengajarkan ilmu yang hanya satu-satunya ia miliki dan mau berbagi pada yang lebih kaya dari padanya, itulah yang luar biasa. Dan adalah suatu kebanggan luar biasa jika kau yang mahasiswa mau belajar pada orang yang tak memiliki latar belakang akademis dan gelar pendidikan formal, itulah kerendahan hati dan kemauan belajar yang sesungguhnya. Itulah makna filosofi yang terdalam…Nah, itulah yang akan kau temui dan miliki.

Nak, jika kau anak yang serius, maka buatlah gurumu kagum dengan keseriusanmu mengkaji ilmunya itu.

Nak, mungkin kau lelah dengan nasehat ini, tapi inilah yang akan kau hadapi jika ingin menjadi pesilat. Karena begitu gelar pesilat tersandang dibahumu, itu tak otomatis menjadikanmu apa yang sedang kau pelajari menjadi milikmu. Ilmu itu akan menjadi milikmu jika gurumu telah menganggapmu pantas menerimanya dan mengamanatkannya padamu untuk diajarkan lagi pada orang lain. Kau akan menjadi bagian dari suatu perguruan atau aliran silat jika kau telah mempelajarinya lama dan sungguh-sungguh, jangan mengganggapnya ilmu itu milikmu jika kau baru dapat hanya bagian permukaan, jangan kau menganggap itu milikmu jika kau belum berbakti padanya.

Nak, pesilat itu gelar gratis yang berat dan teramat berat jika disandang dipundakmu, jangan kau jadi pesilat kalau cuma sekadar ikut-ikutan. Jangan pula berharap jadi pesilat kalau kau cuma untuk ditakuti orang. Jadilah pesilat yang takut pada Tuhanmu, diterima semua orang, dihargai dan dihormati teman dan segani lawan.

Juga jangan berharap silatmulah yang menyelamatkan hidup dari bahaya, namun berpikirlah bahwa usaha belajarmu itulah yang membuahkan hasil hingga mengetuk pintu rahmat Allah yang dapat menyelamatkan diri dari bahaya. Allah-lah yang tetap menyelamatkanmu, nak. Tak perlu menjadi pesilat jika kau tak berpikir dan bertindak sebagaimana pesilat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun