Mohon tunggu...
Muhamad Arya Kurniawan
Muhamad Arya Kurniawan Mohon Tunggu... -

Seorang pemuda wirausaha yang terjerumus dalam agrobisnis, kambing, silat dan dunia perancangan website

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nasehat Pesilat Ketika Anaknya Hendak Belajar Silat Pada Orang Lain

8 November 2011   07:21 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:55 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada banyak sekali pertanyaan dan rasa keengganan yang sangat menganggu di kepalaku ketika aku berniat untuk mempelajari seni beladiri pencak silat tradisional. Karena konon, menurut kabar burung beo milik pak RT, silat tradisional itu banyak mantra2, isian, bid'ah dan khurofat yang benar-benar membuatku jengah. Di tengah kebingunganku itu, kakekku sebagai sosok yang tidak pernah mau mengajariku silatnya terus saja menasihatiku. Bahwa aku juga harus bersikap adil dalam menilai dan lebih dalam , jangan hanya melihat kulitnya saja.

Nasihat yang kuterima dari kakekku ternyata mirip sekali dengan sebuah artikel yang kubaca dari sahabatsilat.com yang menambah semangatku untuk tau dan ikut mempelajari beladiri leluhur kita ini "silat". Tulisan ini adalah dari seorang Sahabat Silat yang bernama Iwan Setiawa

Nak, jika engkau hendak berguru silat pada seseorang hendaknya kau cam ini ;

Jika kau telah hendak datang kepadanya.

Berarti setidaknya kau telah mempercayainya, jagalah kepercayaan itu

Jika kau telah sampai tempatnya

Berarti kau sudah telah ada niat untuk belajar

Maka rendahkanlah dirimu di hadapannya karena kau datang untuk menjadi muridnya

Jika pada waktunya sampai kau belajar dan menerima pelajarannya

Namun kau pernah tahu dan lihat, anggaplah itu latihan mengingat apa yang telah kau ingat. Jangan menganggap dirimu telah hebat, tetaplah hormat padanya

Jika belum, janganlah kau anggap remeh, karena kadang hal remeh dapat mencelakakan seperti halnya kebocoran kecil pada kapal besar

Tetaplah jujur pada dirimu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun