Andaikan yang kau jadikan guru bertubuh kecil dan telah berumur lanjut maka tetap hormatlah padanya tanpa harus melihat hal itu.
Begitu juga jika gurumu bertubuh tinggi besar dan tegap dan berumur tak jauh darimu tetaplah hormat layaknya murid
Berpikirlah baik dan ambil pengandaian yang setara dalam benakmu
Andai saja kau merasa lebih kuat dan tubuhmu lebih besar daripadanya namun ia mahir dalam berjurus, maka lihatlah dan rasakan pada dirimu dan teruslah berpikir, ” jurus orang yang lebih kecil ini mampu menahan yang lebih besar, bagaimana jika aku yang besar menguasainya?”
Jikalau ia telah tua dan berumur maka berpikirlah,”setua ini masih begitu bagus dan mampu mahir dalam berjurus apalagi saat muda dulu?” dan berpikirlah,” sanggupkah dirimu sepertinya saat setua itu?”
Kalaupun gurumu itu muda, kuat dan berbadan tegap melebihimu maka tetaplah berbaik pikir dan sangka, dan tetapkan dalam hatimu,”aku harus sekuat dan semahir dia jika belajar ini nanti”
Pada saatnya nanti kau akan temui hal yang baru yang belum pernah kau alami dan terasa asing
Tanyakanlah dengan niatan tulus bertanya dengan tidak menghakimi
Banyak hal berbentuk perlambang yang akan kau temui sebagai bentuk kesantunan dan tata krama adab timur maka datanglah sebagai orang yang mencoba mafhum dan memahaminya
Andai gurumu meminta sebutir telur sebagai syarat menjadi murid, pahamilah bahwa kau datang sebagai “telur’ yang harus dierami hingga tumbuh menjadi ayam yang memerlukan induk. Jika makna simbolis ini tak juga kau pahami, anggaplah telur itu untuk lauk teman makan gurumu yang dapat memberi protein sebagai asupan gizi di sarapan paginya.
Bisa jadi kau akan temui guru yang mensyaratkanmu membawa pisau tumpul atau mungkin juga meminta pisau yang tajam. Maka pahamilah bahwa kau datang memang “tumpul” dalam keilmuan yang belum kau pelajari darinya, ikhlaslah kau di”asah” olehnya. Namun jika meminta pisau tajam, maka itu berarti pemberian pisau tajam itu bermaksud memotong ke“aku”an dan kesombonganmu, ikhlas kau jika ditegur dan dinasehatinya. Namun jika kau tak juga mau mengerti kedua hal ini, tetaplah berbaik sangka. Mungkin gurumu memang memerlukan pisau entah untuk dapur atau keperluan lainnya. Tak susah memberikan sepotong pisau padanya bukan?