Menurut info yang beredar dari emak-emak tim cyber, para pelaku itu kemungkinan masih berstatus sebagai mahasiswa. Bila dihubungkan dengan masa pandemi corona yang sedang terjadi, hal tersebut menyebabkan uang bulanan para mahasiswa menipis.
Maka, sangat logis jika mereka melakukan berbagai macam cara untuk mendapat ilmu, secara gratis. Iya lah, ga ada uang untuk bayar, gimana dong? Yang salah siapa? Ya salah Pemerintah tak memberi bantuan. Eh.
2. Para pelaku adalah tim kajian kepenulisan online Indonesia
Nama besar serta tingkat kepengaruhan yang tinggi dari IAD tentu menjadi magnet bagi siapapun yang bergelut di dunia kepenulisan online. Bagaimana tidak, nama IAD sudah berkibar di hampir semua media online di Indonesia.
Dimungkinkan, para mahasiswa ini tergabung dalam tim kajian kepenulisan online Indonesia. Dengan niat berlipat tapi bondo kepepet, mereka memilih jalan ninja dengan menyelundup.
Tentu saja, mereka bukan tim kajian agama, karena kalau iya, pastllah mereka tidak akan berani menyusup, takut dilaknat di akhirat.
3. Para pelaku tergabung dalam satu tim di Mobile Legend
Menilik dari usia yang masih kinyis2, kita dapat berspekulasi bahwa para penyelundup ini tergabung dalam satu tim di Mobile Legend. Ada yang berperan sebagai tank, ada yang menjadi assasin, lalu mage, fighter, marksman, dan support.
Kebiasaan bermain bersama dan berbagi peran ini rupa-rupanya terintegrasi juga di dunia nyata. Kalau ada tugas kuliah, ada yang bagian nyatet soal, cari jawaban, ngetik, ngumpulin, dan... copy paste.
Nah, di kasus penyelundupan ini, tentu ada yang berperan sebagai pendaftar, pembayar, penyelundup, penyusup dan...tukang ngompori.
Sayangnya, dunia game ya ga bisa disamain dengan dunia nyata lah, dek.