Sensitifitas masyarakat Indonesia juga dibangun terhadap kelompok masyarakat Cina-Indonesia. Ditambah bahwa orang Cina-Indonesia dominan beragama Kristen semakin menambah efek kebencian dan konflik hozintal ini.Â
Penindasan terhadap orang Cina-Indonesia yang terjadi pada gejolak Indonesia di masa kerusuhan besar 1998 menjadi salah satu peristiwa memilukan bagi peri kemanusiaan.
Berbagai bentuk kekerasan kolektif terjadi pada masyarakat Cina-Indonesia, seperti pemerkosaan terhadap wanita Cina, penjarahan dan pembunuhan tak terelakan.Â
Konflik tak hanya terjadi pada kelompok yang berlainan, pihak satu kelompok yang sama juga turut mendapatkan perlakuan yang sama seperti yang diberikan kepada kelompok yang berbeda yang sedang berkonflik bila anggota kelompoknya terindikasi netral, tidak mendukung aksi kelompoknya, ataupun berpihak kepada kelompok lain.
Kekerasan kolektif yang terjadi di Indonesia memancing perhatian dunia. Berbagai kelompok etnis Cina di luar negeri dan kelompok orang-orang Kristen bersuara mengecam kekerasan yang terjadi pada orang Cina-Indonesia dan Kristen di Indonesia.Â
Sebuah kasus pemerkosaan terhadap wanita Cina yang dilakukan oleh orang-orang yang berteriak "(seruan bernada agamis)" membuat trauma masyarakat Cina-Indonesia dan orang-orang Kristen terhadap agama dominan, sisa-sisa persitiwa ini meninggalkan kebencian antar kelompok horizontal.
Kelompok elit dicurigai sebagai aktor yang menunggangi peristiwa-peristiwa berdarah yang terjadi. Kelompok elit tidak tampak melakukan usaha mendukung keamanan. Indonesia tidak lagi dianggap aman oleh mereka yang mengalami kekerasan kolektif ini.Â
Kebanyakan memilih langsung pergi meninggalkan harta benda, dan migrasi ke negara lain. Beberapa kembali untuk tetap menjaga harta benda, lalu mengasingkan diri. Beberapa kembali untuk mengambil harta benda lalu pergi. Kepercayaan terhadap suatu kelompok elit meluntur.Â
Beberapa aktor penting disinyalir terlibat dan bermain dalam konflik-konflik tersebut. Ada asumsi bahwa terdapat satu aktor yang memanajemen kerusuhan 1998 untuk mengalihkan kemarahan rakyat terhadap Soeharto, dan kemarahan tersebut diarahkan kepada masyarakat Cina-Indonesia dengan membuat sensi terhadap orang Cina.
Refleksi
Agama dan etnis merupakan bagian yang sensitif yang bila dibenturkan dapat menyebabkan konflik horizontal. Paham terhadap sekitar dan skeptis menjadi pertahanan awal agar tidak ikut dalam arus permainan.Â