Pada tahun 1900, seorang wartawan Inggris bernama G. R. Sims menceritakan bagaimana di puncak sebuah pegunungan di Swiss setiap orang langsung bergegas ke hotel berebut mendapatkan kartu pos. Ia meyakini bahwa orang-orang ini datang ke tempat itu bukan untuk pemandangannya, melainkan kartu pos tersebut serta menulisnya di tempat tersebut.
Pengiriman pos yang cepat tersebut sebelumnya telah didahului dengan diperkenalkannya perangko surat pertama di Inggris pada tahun 1840, perangko itu diberi lem dan lubang-lubang kecil.Â
Perangko tersebut merupakan suatu hal yang menarik, dengan gambar kepala Ratu Victoria, yang membuatnya menjadi objek koleksi yang wajib.Â
Perangko tersebut menjadi penemuan yang penting pada abad ke-19. Kata 'perangko' bukanlah suatu hal yang baru, sebelumnya telah dikenal istilah pajak perangko di Amerika Serikat, yakni pembayaran di muka. Sama halnya dengan penggunaannya pada surat yang dibayar dimuka dengan biaya standar, yaitu murah dan sama ke mana pun tujuannya.
Yang menjadi masalah lainnya adalah masih terbilang banyaknya masyarakat miskin yang buta huruf, sehingga mereka memerlukan orang lain sebagai perantara untuk menulis maupun membacakan surat.
Sebelum diadakannya sistem pendidikan nasional, sistem pos telah lebih dulu berkembang. Rowland Hill (1795-1879) menyebut kantor pos sebagai 'mesin peradaban yang paling kuat'. Pos dipercepat secara signifikan pada saat kereta kuda  yang membawa pos kerajaan mempersingkat waktu perjalanan, hal ini terjadi pada abad ke-18  yang dijelaskan oleh para penulis di Masa Pencerahan.
Di abad ke-19 bahasa massa yang digunakan Heaton sampai pada batas tertentu menggantikan bahasa 'kelas' (industrialisasi). Hal ini berdampak pada semakin bertambahnya surat-menyurat kelas buruh.Â
Kelas menengah dianggap yang paling banyak mengambil keuntungan dari ongkos rata-rata akibat cara ini. Ketika pos Penny dianjurkan oleh Heaton pada tahun 1890, ia menemukan argumentasi lain di samping manfaat bisnis.Â
Tak hanya mendorong perdagangan, tetapi juga kesatuan dan persaudaraan. Elihu  Burrit (1810-1879), seorang pandai besi terpelajar yang juga menginginkan  suatu pos universal yang murah demi persaudaraan universal.Â
Selandia Baru  merupakan negara pertama yang merealisasikan tindakan tersebut, tepatnya pada tahun 1901, tahun meninggalnya Ratu Victoria. Amerika Serikat baru menerbitkan perangko posnya yang pertama pada tahun 1825, tahun ketika diselesaikannya jalan kereta api antara New York dan Chicago.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H