adakah tanganmu, mengapa tidak kau ingat
kepala, kaki, lidah, telinga, mengapa tak satu teringat
adakah mereka kuberi padamu?
saat tangan tengadah ke atas, adakah ulur tanganmu
meski tiada nestapa kan menjemput, mengapa beku ia di saku celana
saat sembilu bermain di pinggang saudara, adakah leher dan kepala memandangnya
apakah mata yang memohon padamu sekedar penghias dariku
mengapa tiada melangkah kaki yang kuat, patutkah ia terpahat indah bersama tubuh yang kuberi padamu
sementara ibumu terjatuh di bawah jemuran
berpura ada paku yang menahanmu angkat kaki
bukankah nikmat berucap? bahkan untuk menjatuhkan dengan ucap, bukankah nikmat?
daging hina di mulutmu meliuk dengan indahnya, berairkan bintang fajar
indah memang pujian, tapi pendengaranmu panas akan senandung pilu anak kelaparan
sesal kuciptakan musik untuk penghiburanmu
bagaimana bisa tiada berguna dirimu?
baikkah engkau kuciptakan? baikkah engkau kuberikan? luputkah rasa kuresapkan di setiap daging dan tulangmu?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H