Ini seperti memilih menu makan, tinggal sesuaikan selera. Bagi yang hanya mementingkan hasil potongannya saja, tukang cukur tradisional sudah cukup. Namun, bagi yang ingin kenyamanan ekstra, barbershop jelas menjadi pilihan utama.
Dari pengamatan kecil-kecilan yang saya lakukan, bisnis pangkas rambut memang mengalami pertumbuhan signifikan. Namun, secara statistik, tukang cukur tradisional tampaknya lebih mendominasi dibandingkan barbershop.
Sama seperti kita yang melalui berbagai fase dalam tumbuh kembang, barbershop pun mengalami hal yang serupa, mengalami Product Life Cycle.
Saat pertama kali hadir di kota Metro, barbershop sempat menjadi primadona. Antrian panjang sering terlihat, terutama di barbershop yang menjadi pionir di kota ini. Namun, sayangnya, masa kejayaannya tidak bertahan lama.
Barbershop pertama yang saya ceritakan bahkan sekarang sudah gulung tikar. Barbershop-barbershop lain yang muncul setelahnya juga banyak yang tutup. Meski demikian, ada beberapa yang masih bertahan, walau tidak sepopuler saat awal kemunculannya.
Di sisi lain, tukang cukur tradisional justru semakin menjamur. Dalam radius 1 kilometer dari rumah saya saja, ada setidaknya tiga tukang cukur tradisional. Barbershop? Nihil.
Kemungkinan besar, menjamurnya tukang cukur tradisional ini karena biaya operasionalnya jauh lebih rendah. Mereka hanya membutuhkan peralatan seadanya untuk melayani pelanggan, sehingga lebih hemat.
Berbeda dengan barbershop yang mengutamakan kenyamanan. Mulai dari AC, kursi canggih yang bisa diatur posisi kepala, tempat keramas, hingga powder "penambah ketampanan" yang ditaburkan setelah selesai pangkas rambut. Semua fasilitas ini membuat biaya operasional barbershop menjadi lebih tinggi.
Menariknya, tukang cukur tradisional kini juga mulai mengikuti perkembangan zaman. Dengan referensi gaya rambut dari media sosial, mereka mampu menghasilkan potongan rambut yang kekinian. Tren potongan rambut modern kini bisa didapatkan tanpa harus pergi ke barbershop.
Hal ini membuat tukang cukur tradisional tetap menjadi pilihan utama, bahkan bagi anak-anak dan remaja. Meski disebut "tradisional," mereka bukan lagi tukang cukur biasa. Tren dari kreator konten pangkas rambut kini menjadi inspirasi yang memperkaya layanan mereka.
Pada akhirnya, pilihan antara tukang cukur tradisional dan barbershop kembali ke selera masing-masing. Namun yang pasti, di kota Metro, tukang cukur tradisional tetap belum tergantikan!