Ini bukan sekadar gaya-gayaan belaka. Ada ketenangan hati yang mendalam dirasakan oleh mereka yang berhijrah dan akhirnya berbisnis syariah. Meski begitu, perjalanan hijrah tentu tidak selalu mulus.
Namun, dengan semakin banyaknya komunitas hijrah, penguatan untuk tetap berada di jalan hijrah menjadi lebih signifikan. Komunitas ini hadir mendampingi, memberikan dukungan moral, dan memperkuat tekad para pelaku hijrah.
Hal ini sangat relevan dengan perkembangan bisnis syariah. Banyak di antara teman-teman yang berhijrah akhirnya menghadirkan solusi baru berbasis syariah untuk masyarakat.
Salah satu contohnya adalah seorang individu yang mendedikasikan dirinya untuk mencegah riba melalui solusi syariah. Ia menawarkan pinjaman tanpa bunga dengan mekanisme kesetaraan berbasis emas yang antiinflasi.
Dalam praktiknya, ketika seseorang meminjam uang, nilai pinjaman tersebut disetarakan dengan harga emas pada saat transaksi dilakukan.
Misalnya, jika seseorang meminjam Rp1 juta pada tahun 2024, maka nilai tersebut setara dengan harga satu gram emas saat itu. Ketika pinjaman dikembalikan, jumlah yang harus dibayarkan juga disesuaikan dengan harga satu gram emas pada waktu pengembalian.
Hampir mirip dengan konsep meminjam emas, di mana pinjaman dikembalikan dalam bentuk yang setara. Prinsip ini memberikan kenyamanan hati karena sesuai dengan syariah yang sangat memperhatikan kehalalan suatu transaksi.
Meskipun bisnis syariah seperti ini masih memunculkan beragam pendapat di masyarakat, tren hijrah yang semakin menggebu dari tahun ke tahun menjadikan bisnis syariah sebagai alternatif menarik bagi siapa saja yang telah memutuskan untuk berhijrah.
Sebuah Identitas
"Syari," atau menjalani pola kehidupan syariah, kini telah menjadi identitas individu di tengah masyarakat. Ada kebanggaan tersendiri bagi seseorang yang memilih menjalani hidup sesuai syariah.
Kebanggaan ini sejalan dengan ketenangan hati dalam menjalani kehidupan. Sebab, pola hidup yang berlandaskan syariah memberikan makna yang lebih dalam.
