Oleh karena itu, perlu ada usaha bersama untuk menciptakan lingkungan di mana penggunaan bahasa daerah menjadi hal yang biasa, baik di rumah maupun di sekolah.Â
Melalui program-program pendidikan yang memfasilitasi pembelajaran bahasa daerah dan mendorong siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa tersebut, kita bisa berharap bahwa generasi mendatang akan lebih menghargai dan memelihara warisan budaya mereka.Â
Mari kita kembalikan kebanggaan terhadap bahasa daerah kita, karena melalui pembiasaan yang baik, kita bukan hanya menjaga bahasa, tetapi juga memperkuat identitas budaya kita sebagai bangsa.
Merancang Pelestarian Bahasa Daerah di Sekolah
Sebagai institusi pendidikan, sekolah memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk merancang berbagai kegiatan yang mengintegrasikan literasi bahasa daerah.Â
Jika program P5 (Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) masih berlanjut, ini bisa menjadi media yang sangat tepat untuk pelestarian bahasa daerah.Â
Dengan pelaksanaan yang dirancang dua kali dalam satu semester, kegiatan P5 menawarkan ruang dan waktu yang luas untuk memperkenalkan serta menggunakan bahasa daerah secara intensif.Â
Misalnya, sekolah dapat mewajibkan seluruh warga sekolah, baik siswa, guru, maupun staf untuk menggunakan bahasa daerah selama kegiatan P5 berlangsung.
Kegiatan ini bisa dikemas dalam berbagai bentuk lomba yang berfokus pada bahasa daerah, seperti lomba pantun, puisi, esai, jurnalistik, atau film pendek yang mengangkat tema lokal dengan menggunakan bahasa ibu masing-masing.Â
Selain itu, upacara bendera juga bisa dilaksanakan dalam bahasa daerah, tidak hanya sebagai bentuk pembiasaan tetapi juga untuk menunjukkan komitmen sekolah dalam menjaga dan merayakan kekayaan bahasa lokal.Â
Melalui hal ini, siswa akan merasakan kedekatan dengan budaya mereka sendiri, sehingga menumbuhkan rasa bangga dan identitas yang kuat.