Kelekatan/ bonding orang tua merupakan fungsi adaptif yang menyediakan landasan bagi remaja untuk berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas.Â
Menurut Santrock (2002:41), kelekatan yang kokoh dapat melindungi remaja dari kecemasan dan perasaan depresi atau tekanan emosional yang berkaitan dengan masa transisi antara anak-anak ke dewasa.Â
Kelekatan dapat membuat remaja merasa bahwa mereka memiliki keluarga yang hangat dan tempat untuk menceritakan setiap keluhan yang mereka alami mengutip dari jurnal yang dipublikasikan oleh Suci Lia Sari dan teman pada ejournal.uin-suska.ac.id.
Sebaliknya, keluarga yang tanpa bonding/ kelekatan antara orang tua dan anak akan sangat kesulitan dalam mengarahkan anak.Â
Pada akhirnya, mereka dibesarkan oleh lingkungan dengan berbagai nilai tanpa tersaring. Akibatnya, anak menjadi bengal dan keras kepala karena mereka tidak memiliki sosok figur yang menjadi teladan dan ditaati.
Wasana Kata
Kisah antara anak-anak dengan kita sebagai orang tua hanyalah sementara. Seiring bertambahnya usia, ego alami mereka untuk memisahkan diri sebagai individu akan muncul.Â
Ketika saat itu tiba, berbagai nasihat kita mungkin dianggap sebagai sesuatu yang ‘berisik’ dalam kehidupan mereka. Hal ini terjadi karena hilangnya pondasi hubungan, yaitu pelekatan antara kita dengan mereka.Â
Anak-anak yang dekat dengan orang tua cenderung lebih siap menjalani kehidupan dengan baik, menaati norma-norma masyarakat, dan menunjukkan kasih sayang terhadap sesama.Â
Mereka juga berpotensi menjadi orang tua yang baik bagi anak-anak mereka kelak. Bonus demografi merupakan karunia luar biasa bagi Indonesia, jika setiap anak yang dilahirkan saat ini mendapatkan pola asuh yang baik.Â
Indonesia akan diisi oleh pemuda-pemudi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berketuhanan dan patuh terhadap berbagai norma, sebagai manifestasi dari pelekatan yang kuat antara anak dan orang tua.
Mari lakukan langkah awal, yuk peluk mereka (anak)!