Tidak ada intervensi dari guru, bahkan kepala sekolah. Dengan ini, diharapkan siswa akan benar-benar cermat dalam memilih dan mampu bertanggung jawab atas pilihan mereka sendiri.
Pemilihan vendor diawali dengan presentasi masing-masing vendor yang mengajukan diri sebagai penyedia jasa study tour di hadapan panitia (siswa) dan guru (Waka Kesiswaan dan Pembina OSIS).Â
Proses ini dilaksanakan pada periode Oktober 2023 - Januari 2024. Beberapa indikator yang digunakan siswa untuk memilih vendor adalah kesanggupan memfasilitasi kunjungan ke tempat tujuan, keadaan armada, penginapan, track record, dan jejaring vendor. Hal ini benar-benar dilaksanakan dengan seleksi yang ketat demi kenyamanan dan keamanan saat perjalanan.
Sebagai contoh, kesanggupan vendor untuk memfasilitasi kunjungan ke tempat tujuan harus ditanyakan dengan sangat serius. Jangan sampai perjalanan yang dilakukan menjadi sia-sia, seperti tujuan ke Akademi Militer yang hanya dilewati tanpa ada kunjungan yang bermakna.Â
Jejaring vendor juga penting karena dapat meminimalisir risiko saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jejaring ini bak pemain cadangan; jika terjadi masalah, seperti bus rusak atau mogok, vendor dengan jejaring yang baik akan mudah menggantinya dengan bus lain.Â
Jika vendor tidak memiliki jejaring yang baik, maka mogok di jalan bisa menyebabkan penundaan yang lama hanya karena menunggu perbaikan bus.
Setelah pemilihan vendor, kami secara langsung memeriksa kondisi bus yang akan digunakan. Saya bersama dengan wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan perwakilan panitia study tour hadir secara langsung untuk memeriksa secara rinci kondisi bus yang akan digunakan.
Biodata Lengkap Peserta
Tidak terbayang jika tiba-tiba ada siswa yang kehilangan kesadaran dan kita tidak tahu penyebabnya apa serta tidak mengetahui nomor kontak orang tuanya. Keadaan ini sangat berisiko dan menghambat penanganan saat terjadi situasi darurat.Â
Di dalam perjalanan selama kurang lebih sembilan hari yang kami lakukan, potensi kambuhnya penyakit bawaan yang diderita oleh siswa sangatlah besar.Â
Contohnya adalah penyakit asma, epilepsi, jantung, dan berbagai penyakit kambuhan lainnya yang bisa berisiko fatal. Dengan biodata lengkap, setidaknya kita mampu memetakan potensi risiko dan penanganannya.Â