Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Chemistry Mertua Menantu: Mulailah Sebelum Menikah!

11 Mei 2024   15:23 Diperbarui: 11 Mei 2024   17:48 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Chemistry mertua menantu bak topik yang selalu dianggap angin lalu, kehadirannya penting, namun sering kali dikesampingkan. Padahal kebahagiaan sesungguhnya adalah mendapatkan pasangan yang dicintai dan mertua yang memiliki chemistry yang sama.

Sedang rame di jagat media sosial salinan gugatan cerai seorang influencer yang menyebut-nyebut salah satu penyebab keretakan rumah tangganya adalah karena hubungan dengan mertua. 

Sebenarnya tidak kali ini saja, banyak banget contoh dari berbagai hubungan mertua menantu yang tidak baik dan pada akhirnya berujung pada perceraian. 

Hubungan mertua dan menantu adalah salah satu hal yang paling penting dalam kebahagiaan rumah tangga. Jadi jika memang ingin bahagia paripurna, ya jangan lupakan kebahagiaan mertua juga. 

Kadang kala banyak pasangan yang saya katakan egois atau menolak kenyataan. Mereka lupa bahwa ketika menikah, masing-masing pasangan juga punya orangtua masing-masing yang pastinya punya ego masing-masing. 

Jangan dengan dalih karena saling cinta kita melewatkan sebuah bab dari babak baru pernikahan, yaitu chemistry mertua menantu!

Kesan Pertama itu Penting

Jangan lupakan kesan awal dan jangan sok-sok an melupakan kesan awal saat pertama kali bertemu dengan calon mertua. Bukan lagi "pasangan bahagia kita bahagia", tapi ini juga penting, "mertua bahagia, keluarga bahagia". 

Bagaimanapun, keadaan mertua menjadi salah satu sumber kebahagiaan dan keutuhan pasangan suami istri. Ingatlah bahwa pasangan kita, atau kita sendiri bagi yang telah bersuami dan beristri, kita adalah anak-anak dari para orang tua yang saat ini disebut sebagai mertua. Apa jadinya jika di awal pertemuan saja sudah tidak "klik". 

Kalau ditanya kenapa tidak klik dengan calon menantu saat awal bertemu, pasti akan banyak jawaban dengan beraneka ragam yang mungkin bagi kita tidak masuk akal. 

Tapi ingatlah, para mertua bisa saja cemburu dengan kehadiran kita. Kecemburuan ini bukan tanpa arti, wajar saja, sebab dari kecil hingga dewasa calon pasangan kita ini adalah putra atau putri kesayangan mereka.

Eh tiba-tiba ada kita yang seolah meminta anak mereka untuk kita jadikan pasangan sebagai suami atau istri, kebayang kan gimana rasanya? 

Maka wajar jika mereka merasa punya hak prerogatif untuk pilih-pilih mantu. Berharap saja semoga saat pertemuan pertama ada klik yang terjadi. Kalau sudah gini, baru bisa lanjut.

Kalau ternyata pada pertemuan awal ataupun pertemuan selanjutnya dirasa tidak ada kecocokan, maka lebih baik ditinggalkan. Sebab rumusnya satu; "akan lebih mudah merawat chemistry dibandingkan membangun chemistry".

Memahami Harapan Tersemat

Menikah ini juga untuk kebahagiaan keluarga masing-masing. Pastinya banyak harapan yang masing-masing tersemat pada masing-masing pihak. 

Pernah berbincang dengan salah satu teman yang sampai saat ini masih menunda untuk menikah. Alasannya adalah memilih pasangan yang nanti bakalan mau untuk tetap tinggal bersama dengan mertua setelah menikah. 

Saya sepakat dengan sikapnya yang tegas untuk menentukan pilihan. Bagaimanapun tidak mungkin kita mengindahkan keberadaan orang tua pasangan kita.

Ini adalah hal kedua yang menjadi penentu baik atau buruknya chemistry antara mertua dan menantu. Sebagai orang baru yang bakalan jadi menantu pastinya kita harus paham tentang seluk beluk rumah dan keinginan orang tua calon pasangan kita. 

Jangan sampai nanti beliau maunya ke kanan kita yang kekiri. Mau sampai kapan punya chemistry, sedangkan di awal saja sudah gak sepakat. 

Kalau memang kita merasa tidak sanggup untuk sesuai dengan apa yang dimaukan oleh orang tua calon pasangan kita, ya lebih baik mundur. Sebab menikah ini kan tidak hanya untuk kebahagian berdua semata.

Maka ketika kita dirasa tidak mampu untuk memenuhi harapan dari masing-masing keluarga, ya lebih baik mundur saja deh jangan paksain.

Sekufu

Ini opsional sih, jika dua di atas sudah oke sepertinya tidak masalah. Tapi bagi yang benar-benar ingin jauh dari potensi ketidakcocokan dengan mertua, ini bisa jadi sebuah alasan yang masuk akal. 

Coba bayangkan jika anda dan mertua punya hobi yang sama, pasti asyik kan. Gak perlu waktu lama untuk membangun chemistry, yang perlu adalah bagaimana menyuburkan chemistry itu sendiri jika memang sudah sekufu dengan mertua kita.

Sekufu ini dalam artian luas, tidak hanya dari segi ekonomi, tapi kita mencari berbagai persamaan dari berbagai perbedaan yang terbentang antara mertua dan menantu. 

Obrolan pun akan mengalir lembut jika memang sudah sekufu. Kalau sudah gini nikmat mana yang kita dustakan? punya pasangan setia dan mertua asyik, pastinya menjadi hal yang diidam-idamkan oleh semua.

Gak perlu lagi untuk membangun chemistry dengan mertua dari awal, yang ada adalah bagaimana kita merawat chemistry ini menjadi sebuah kebahagian yang selalu ada di rumah kita dan rumah mertua atau orang tua kita. 

Bayangkan kalau gak sekufu, pasti gak nyaman, mau ngobrol aja bingung untuk mengawali darimana. Mau gerak apapun jadi takut salah. Akhirnya serba salah semuanya kan?

Yuk Cari yang Sesuai Chemistry

Percaya atau tidak tapi hubungan mertua dan menantu ini bak api dalam sekam. Bara kecilnya mampu membakar bahtera rumah tangga, bahkan bagi rumah tangga yang telah terbangun bertahun-tahun. 

Hubungan mertua dan menantu adalah hal yang unik. Satu sama lain harus saling berbagi. Mertua harus merelakan putra atau putri mereka untuk berbagi rasa sayangnya pada orang lain yang bahkan tidak pernah punya andil apapun saat putra atau putri mereka berproses. Hati orang tua mana yang tidak merasakan cemburu luar biasa saat putra atau putri mereka bilang, "Pah, Mah, aku mau nikah". 

Wajar ketika mertua merasa masih memiliki hak atas putra atau putrinya yang menjadi pasangan kita. Sebab merakalah (mertua) yang melahirkan, merawat, mendidik, membesarkan putra/ putri mereka yang saat ini akan menjadi pasangan kita (atau sudah menjadi pasangan kita). 

Dan inilah bara cemburu yang kadang membuat chemistry antara mertua dan menantu menjadi retak. Akan lebih baik jika memang chemistry ini telah terbangun dari awal, saat-saat pertemuan awal antara calon mertua dengan calon menantu.

Sebab ketika pada tahap ini chemistry sudah terbentuk, kebahagiaan setelah pernikahan menjadi kebahagiaan tiada tara. Tapi sebaliknya, ketika saat awal saja ternyata sudah tidak klik, nihil chemistry antara calon mertua dan menantu, pernikahan ini berpotensi penuh dengan konflik. 

Dan tahu sendiri, jika sudah negatif thinking di awal, eh apa-apa yang dilakukan semuanya jadi serba salah.

Padahal niatnya cuman bercanda, tapi mertua malah tersinggung. Atau sebaliknya, padahal mertua niatnya baik-baik mau bantu-bantu untuk rumah tangga kita, eh kitanya malah seolah merasa direndahkan. Jadi serba repotkan? jadi tunggu apa lagi Wir, yuk bijak bijak sebelum menikah.

Sebab menikah itu untuk bahagia dan selamanya, jangan sampai ketiadaan chemistry ini mengganggu kebahagiaan rumah tangga kita!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun