Saya beruntung karena tidak mengalami kerugian besar, bagi yang tidak beruntung, kondisi keuangan bisa hancur. Oleh karena itu, saya membagikan pengalaman ini sebagai nasehat bagi mereka yang akan terjun ke dunia forex.
Pada sekitar tahun 2013, saya memulai perjalanan di dunia investasi digital. Meskipun tidak berjalan sesuai harapan, pengalaman ini membawa saya ke berbagai jenis investasi digital lainnya, seperti cryptocurrency dan saham.Â
Petualangan ini juga membuat saya semakin waspada terhadap modus pengerukan keuntungan oleh oknum di luar platform investasi dan perdagangan resmi.
Saya mulai tertarik pada forex setelah melihat postingan teman di media sosial. Pada saat itu, kemajuan teknologi begitu pesat, dari ponsel jadul hingga era WhatsApp yang masih baru, trading forex terlihat menarik karena terkesan modern.
Beberapa oknum memanfaatkan situasi ini dengan menjalankan skema ponzi. Mereka menjual robot trading yang mengklaim konsisten untuk profit.Â
Modusnya adalah mengajak orang bergabung untuk mendapatkan bonus berupa uang, namun pada kenyataannya bonus itu hanya deposit yang masuk ke akun kita. Bahkan, bonus tersebut bukan dari oknum yang mengajak kita bergabung, melainkan dari broker.
Saya merasa teracuni oleh mimpi-mimpi indah untuk mendapatkan keuntungan sehingga sulit untuk berpikir logis. Bahkan ketika logika menolak, saya mencoba tetap berpikir positif. Kini, saya heran bagaimana saya bisa begitu mudah percaya pada robot trading yang dianggap bisa membawa profit konsisten.
Jangan Terbuai Mimpi
Jangan terbuai oleh mimpi saat memutuskan untuk terjun ke dunia trading forex.Â
Terkadang terlihat begitu mudah, hanya dengan beberapa klik untuk membeli dan menjual, lalu mendapatkan keuntungan dari selisih mata uang. Namun, kenyataannya tidak sebegitu sederhana.
Pada awalnya, saya juga tergoda dengan iming-iming keuntungan besar dan narasi provokatif dari oknum yang mengajak saya. Saya bahkan tergoda untuk meninggalkan pekerjaan sebagai PNS dan beralih ke trading forex. Namun, kenyataannya tidak sesuai dengan harapan.
Saya terlena oleh mimpi-mimpi indah tersebut dan terus menambah dana untuk trading, tanpa menyadari bahwa seharusnya dana tersebut digunakan untuk kebutuhan yang lebih penting.Â