Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Frugal Living: Meniti Bahagia Tanpa Beban Finansial

27 Januari 2024   13:25 Diperbarui: 28 Januari 2024   12:45 1268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi uang, menabung. (SHUTTERSTOCK)

Bahkan ada yang sampai mengajukan pinjaman ke 2-3 bank, dengan jaminan hanya SK. Beberapa rekan bahkan menghadapi masalah serius hingga gagal bayar dan kehilangan harta benda mereka yang disita.

Awalnya, saya kagum saat melihat rekan yang baru saja membeli rumah dan mobil baru. Namun, kesan itu sirna ketika dia datang meminjam uang kepada saya, bahkan hanya sejumlah 50 ribu rupiah. 

Kejadian ini menggambarkan kondisi yang sudah sangat kritis, di mana seseorang harus meminjam uang sedikit pun, dan itu pun kepada saya yang bukanlah orang dekatnya. 

Ini menunjukkan bahwa rekan ini sudah benar-benar kesulitan dan habis duitnya. Padahal, seharusnya sebagai seorang guru PNS senior, dia seharusnya memiliki tabungan yang cukup. Namun, kenyataannya tidak demikian.

Seiring berjalannya waktu, saya menyadari bahwa letak kesalahan tidak hanya pada besaran gaji, melainkan pada gaya hidup mereka yang semakin mempersempit diri. 

Banyak rekan guru dan TU di sekolah yang melakukan pembelanjaan tanpa memikirkan keuangan mereka. 

Pengeluaran sederhana seperti jajan, makan di luar, pembelian barang-barang kecil, jika dilakukan setiap hari, akhirnya berakumulasi dan mengurangi kemampuan mereka untuk membayar kewajiban bulanan, seperti listrik, SPP anak, jasa internet, dan lainnya. Belum lagi jika ada biaya tak terduga karena keadaan darurat.

Pada akhirnya, banyak dari mereka terjebak dalam jerat utang, menambah utang di tempat lain, dan seterusnya. Akhirnya, gaji hanya menjadi angka nominal yang tertera, habis untuk membayar berbagai utang akibat pengeluaran yang tidak terkontrol.

Semua pengalaman ini menjadi pelajaran berharga bagi saya dan istri. Kami merasakan bagaimana sulitnya mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, hidup tanpa ketenangan karena setiap bulan harus menunggu pembayaran berbagai cicilan. 

Ini menjadi motivasi bagi kami untuk tidak mengalami nasib yang sama. Sebagai kepala keluarga, saya merasa tanggung jawab penuh terhadap kondisi keuangan di rumah tangga kami.

Dibutuhkan waktu beberapa saat bagi saya dan istri memahami konsep hidup sederhana yang terencana, frugal living. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun