Dalam menghadapi berbagai dampak luar biasa ini, apakah kita akan tetap diam tanpa bersuara tegas? Kondisi yang telah diuraikan di atas bukanlah sekadar isu, melainkan fakta yang terjadi di lapangan: penanganan sampah yang kurang baik dan luas lahan sawah yang semakin tergerus.
Tulisan ini hadir sebagai laporan yang mengajak kita semua untuk merenung bahwa Indonesia tengah menghadapi masalah serius saat ini.Â
Dampak jangka panjang bagi kehidupan di Indonesia di masa depan akan semakin besar jika kedua masalah ini tidak segera ditangani.
Meskipun berbagai teori dan kebijakan telah disusun untuk menangani sampah dan menjaga luas lahan sawah, tetapi apa yang perlu sekarang adalah penguatan kembali oleh pemerintah melalui kebijakan turunan yang dapat diimplementasikan di setiap daerah.
Sebagai contoh, dalam penanganan sampah, penting bagi setiap keluarga untuk memilah dan mengelompokkan sampah berdasarkan golongannya.Â
Namun, peran pemerintah sebagai komando utama dalam penanganan sampah tidak dapat diabaikan. Upaya setiap individu dapat terbuang percuma jika pemerintah tidak memberikan contoh dan melakukan penanganan sampah yang efektif.
Permasalahan lahan juga memerlukan tindakan nyata dari pemerintah. Meskipun kebijakan tentang lahan untuk kehidupan yang berkelanjutan sudah ada, namun implementasinya masih belum optimal, terutama di daerah-daerah tertentu.
Saya tidak melihat aksi nyata di daerah saya terkait kebijakan ini. Sawah-sawah yang dulu hijau asri semakin menyempit karena dinding kokoh yang berdiri menjulang, menciptakan gambaran miris tentang hilangnya lahan pertanian yang berharga.
Saatnya bagi kita untuk bertindak. Janganlah kita berpura-pura tidak tahu atau merasa bukan urusan kita. Seperti kapal besar di tengah samudra, Indonesia membutuhkan perhatian dan tindakan bersama. Kita dapat membandingkan dua kebocoran kecil di lambung kapal sebagai masalah sampah dan luas lahan yang menyusut. Pertanyaannya, apakah kita akan tetap diam atau bersuara?
Apakah kita akan proaktif dalam menyuarakan, mengajak, dan bahkan turut serta menambal bersama kebocoran tersebut?
Dalam kondisi kita saat ini, dengan penumpukan sampah yang terus meningkat dan lahan sawah yang semakin berkurang, apakah kita akan tetap nyaman untuk diam atau bersuara demi keberlanjutan hidup di Indonesia?Â