Sebuah ekuivalensi yang memperhitungkan tuntutan pekerjaan secara menyeluruh akan membantu memastikan bahwa tanggung jawab ganda ini dapat diemban dengan baik tanpa mengorbankan kualitas baik dalam proses pengajaran maupun manajemen keuangan sekolah.
Tingkat Stres Tinggi
Beban tugas yang harus diemban sebagai seorang guru dan sekaligus bendahara Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah sesuatu yang benar-benar berlipat-lipat.Â
Jangan berpikir bahwa ketika pulang ke rumah, segala sesuatunya menjadi tenang. Ternyata, berbagai transaksi yang belum tercatat masih tetap menghantui, menjadi PR yang harus diatasi besok saat berada di sekolah.
Tidak hanya itu, ada kejar-kejaran waktu untuk mengusulkan rencana anggaran kegiatan sekolah yang akan dilaksanakan di tahun depan. Proses ini melibatkan penginputan rencana anggaran kegiatan sekolah pada aplikasi ARKAS online Kemendikbud.Â
Sebelum itu, bendahara harus berurusan dengan pengumpulan data dari rekan-rekan baik dari kalangan guru maupun Tata Usaha (TU) untuk penyusunan Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS). Setelah selesai diinput dalam format Excel, langkah berikutnya adalah memasukkan rencana anggaran kegiatan sekolah pada aplikasi ARKAS online Kemendikbud.
Jika kisaran dana BOS masih pada jutaan atau puluhan juta, mungkin masih dapat diatasi dengan relatif lebih mudah. Namun, bagi sekolah-sekolah besar seperti kami dengan jumlah dana mencapai 1,3 milyar, tugas ini benar-benar membingungkan.Â
Proses penyusunan, penginputan, penatausahaan, dan pelaporan dana sebesar itu bukanlah tugas yang mudah. Ditambah lagi dengan agenda tahunan seperti rekonsiliasi, pemeriksaan inspektorat, uji petik BPK, dan sejumlah kegiatan lainnya yang mendadak.
Seolah-olah, seorang bendahara harus siap sedia tanpa boleh tidur untuk menjawab kebutuhan mendesak ini. Semua itu menjadi satu paket tugas yang kompleks, mengharuskan bendahara untuk berjibaku dengan berbagai tuntutan tugas yang beragam dan intensitas tinggi.
Asumsi Negatif
Meskipun telah menjalankan tugas dengan baik dan sesuai dengan pedoman yang telah ditetapkan, masih saja muncul asumsi negatif dari beberapa pihak.Â
Baik itu terkait dengan penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) maupun dengan peran kami yang seakan dianggap sebagai tim pengambil kebijakan di sekolah.Â
Merasa sedih mendengarnya, karena kita benar-benar telah mengelola dana BOS dengan itikad baik dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, namun asumsi negatif tetap muncul.