Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Bijak Dalam Pengelolaan Air: Mewarisi Nasihat Bapak

2 November 2023   13:03 Diperbarui: 15 Maret 2024   16:19 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Memanfaatkan Sumber Air yang Muncul Dusun Margirejo, Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul.(KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO)

Untuk kebutuhan sehari-hari, kami masih mengandalkan air sumur, yang selalu mengalir dengan lancar, diberkahi oleh cadangan air tanah hasil dari resapan air hujan dan limbah air rumah tangga kami.

Jadi, "tadah hujan" yang kami praktikkan memiliki makna yang jauh lebih dalam daripada sekadar menampung air. Ini adalah salah satu langkah sederhana yang kami ambil untuk memastikan bahwa air hujan yang berlimpah menjadi berkah yang kami nikmati sehari-hari, sambil tetap menjaga keberlanjutan lingkungan yang kami cintai. Dan ini cukup efektif, sumur kami tetap terjaga debit airnya, walaupun debitnya kurang, tapi masih cukuplah untuk sehari-hari. 

Limbah Septik Tank Ramah Lingkungan

Dengan teknik desain yang kami terapkan, kami memastikan bahwa limbah biologis terurai secara efisien dalam air, baik yang berasal dari air seni maupun tinja. Air limbah yang telah mengalami proses penguraian yang efektif kemudian perlahan-lahan dialirkan kembali ke dalam tanah.

Masih dalam prinsip nasihat bapak tentang "menjaga air" berikutnya adalah pemanfaatan limbah septik tank sebagai bahan cadangan air. Ketika berbicara tentang septik tank, penting untuk diingat bahwa di dalamnya terdapat berbagai mikroorganisme yang dapat memengaruhi kesehatan manusia. 

Prinsip yang selalu kami pegang erat sebab selalu terngiang, adalah menjaga jarak minimal 10 meter antara septik tank dan sumur. Prinsip ini bukanlah sekadar teori, tapi telah kami terapkan dengan konsisten.

Selain menjaga jarak, septik tank kami memiliki desain unik dengan tiga tahapan penampungan. Tampungan pertama berfungsi sebagai tempat utama untuk menampung limbah biologis secara langsung. 

Di dalamnya, kotoran yang awalnya padat berangsur-angsur terurai menjadi bentuk cair dan kemudian mengalir ke tampungan kedua. Proses ini berlanjut hingga tampungan ketiga terisi penuh. Tiga tampungan ini tidak tertutup rapat oleh semen di bagian bawahnya; yang tertutup rapat adalah sisi kiri dan kanan dari ketiga tampungan tersebut.

Dengan teknik desain yang kami terapkan, kami memastikan bahwa limbah biologis terurai secara efisien dalam air, baik yang berasal dari air seni maupun tinja. Air limbah yang telah mengalami proses penguraian yang efektif kemudian perlahan-lahan dialirkan kembali ke dalam tanah. Selama bertahun-tahun, sumur kami tetap dalam kondisi prima, memberikan kami air yang bebas dari bau yang tak sedap.

Kami juga selalu berhati-hati untuk tidak membuang detergen atau bahan kimia lain ke dalam saluran ini, karena mikroorganisme dalam septik tank memainkan peran penting dalam penguraian limbah. 

Dengan menjaga keseimbangan ini, kami menjaga lingkungan kami tetap sehat dan air yang kami gunakan kembali terserap ke dalam tanah, menjadikannya sumber air berharga yang sangat kami butuhkan ketika musim kemarau datang. 

Prinsip Sederhana untuk Menjaga Air dan Lingkungan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun