Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Inovasi Kurikulum: 4 Usulan Mapel untuk Menjawab Tantangan Masa Kini

2 November 2023   06:53 Diperbarui: 2 November 2023   08:43 5908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: KOMPAS.id

Sebagai seorang yang telah merasakan perjalanan pendidikan sebagai siswa dan guru, saya telah menyaksikan banyak perubahan kurikulum dan revisi mata pelajaran (mapel). Pergantian ini tidak hanya memengaruhi cara kita belajar dan mengajar, tetapi juga mencerminkan perubahan dalam nilai-nilai dan tantangan yang dihadapi masyarakat.

Pada masa lalu, mata pelajaran Pendidikan Moral dan Pancasila menjadi landasan penting dalam membentuk karakter dan nilai-nilai siswa. Namun, seiring berjalannya waktu, mapel ini berubah nama menjadi mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Ini mencerminkan adaptabilitas sistem pendidikan dalam menanggapi perubahan dalam masyarakat.

Tidak hanya perubahan ini yang saya saksikan. Saya juga mengingat saat-saat dimana mata pelajaran Pendidikan Kesejahteraan Keluarga telah menghilang dari kurikulum saat melihat jadwal mata pelajaran anak-anak saya. Mata pelajaran yang sebelumnya penting dalam membekali siswa dengan pengetahuan tentang kehidupan keluarga dan hubungan antar-anggota keluarga saat saya SD, kini tampaknya telah disatukan dengan mata pelajaran lain.

Saya juga menyadari perubahan dalam mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pada kurikulum 2013, TIK menjadi mata pelajaran dengan layanan pembelajaran bimbingan, di mana guru tidak lagi mengajar di kelas tetapi berperan layaknya konsultan yang memberikan bimbingan dalam pemahaman TIK. Ini mencerminkan upaya untuk membuat mata pelajaran ini lebih relevan dengan perkembangan teknologi.

Di Lampung, saya menyambut baik pengenalan mata pelajaran Pendidikan Anti Korupsi, meskipun saat ini baru tersedia untuk tingkat SMA dan perguruan tinggi. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah khususnya pemerintah Provinsi Lampung, mengimplementasikan mata pelajaran yang mencerminkan isu-isu sosial yang ada.

Dengan melihat semua perubahan ini, saya percaya bahwa sistem pendidikan kita dapat lebih responsif terhadap kebutuhan zaman. Oleh karena itu, saya ingin mengusulkan empat mata pelajaran baru yang harus dimasukkan dalam kurikulum, mulai dari tingkat TK hingga perguruan tinggi. Keempat mata pelajaran ini akan membantu siswa dalam menghadapi perubahan dan tantangan yang terjadi di masyarakat kita, yang perlu segera ditangani. Keempat mata pelajaran tersebut adalah:

  • Mata Pelajaran Budi Pekerti dan Tata Krama

Kisah seorang siswa SDN Jatimulya 09, yang harus menghadapi amputasi kaki akibat tindakan "sliding" yang dilakukan teman sekelasnya, adalah peringatan nyata akan perlunya mendidik generasi muda tentang etika dan tata krama. 

Artikel yang dilaporkan oleh Kompas.com dengan judul "Dirawat di RS Dharmais, Siswa SD yang Di-"sliding" Teman hingga Diamputasi Kondisinya Sudah Stabil" menggarisbawahi pentingnya pembelajaran nilai-nilai moral dalam pendidikan.

Mari kita bahas tentang sesuatu yang memainkan peran penting dalam membentuk karakter generasi penerus kita. Ini adalah "Budi Pekerti dan Tata Krama," yang sayangnya masih belum menjadi bagian dari kurikulum di semua sekolah sebagai sebuah mata pelajaran yang berdiri sendiri.

Kita hidup di era teknologi informasi yang berkembang pesat, di mana anak-anak kita terus-menerus terpapar oleh berbagai konten di media sosial. Maka dari itu, penting bagi kita untuk memberikan mereka panduan tentang bagaimana bersikap sopan, hormat, dan etika dalam berbagai situasi.

Pelajaran ini tidak hanya tentang cara berinteraksi dengan orang dewasa, teman sebaya, atau yang lebih muda. Ini juga tentang etika dalam berbagai situasi sehari-hari, seperti saat bertemu orang di jalan, saat makan bersama, atau ketika harus mengantre.

Selain itu, mata pelajaran ini juga akan mencakup isu-isu penting yang relevan, seperti perundungan, kesehatan reproduksi remaja, keberagaman, dan etika terhadap lingkungan. Mengapa ini penting? Karena kita memiliki banyak kasus yang berkaitan dengan tata krama, pelecehan seksual, perundungan, bahkan terorisme di seluruh negeri.

Jika Anda mencari bukti tentang betapa pentingnya mata pelajaran ini, Anda hanya perlu melihat berita atau melakukan pencarian sederhana di mesin pencari. Anda akan menemukan banyak contoh kasus yang memerlukan pemahaman tentang etika dan tata krama.

Saya sangat mendorong agar mata pelajaran ini diadakan di setiap sekolah. Kita sedang membentuk generasi masa depan, dan memasukkan mata pelajaran ini dalam kurikulum adalah langkah penting untuk memastikan bahwa anak-anak kita memiliki pondasi moral yang kuat. Dengan fokus pada materi inti seperti Etika, Perundungan, Kesehatan Reproduksi, dan Anti Terorisme, kita dapat membantu mereka menjadi individu yang lebih sadar dan bertanggung jawab dalam masyarakat yang terus berubah.

  • Mata Pelajaran Anti Korupsi

Kasus baru-baru ini yang melibatkan dugaan korupsi dalam proyek pengadaan Aplikasi Sistem Informasi Desa (Simdes) di Kabupaten Buru Selatan, Maluku, yang dilaporkan oleh Kompas.com, hanya menjadi satu contoh nyata betapa mendesaknya pendidikan anti korupsi. 

Kasus tersebut menunjukkan bahwa korupsi masih menjadi masalah serius di Indonesia, bahkan dalam skala yang lebih kecil seperti proyek desa, artinya korupsi menjadi masalah yang sistemik.

Korupsi, sayangnya seakan telah menjadi bagian dari adat budaya di Indonesia, seperti tradisi yang tumbuh dan berkembang di berbagai generasi, terlepas dari perubahan zaman. Meskipun pemerintah dan aparat penegak hukum terus berupaya keras untuk memerangi korupsi, kenyataannya masih banyak kasus korupsi yang terjadi di seluruh negeri. Korupsi tidak lagi hanya menjadi masalah individual, tidak terbatas pada tingkat pendidikan, agama, atau bahkan sektor pekerjaan. Korupsi melibatkan berbagai lapisan masyarakat, dari pegawai pusat hingga daerah, dari pengusaha hingga pejabat negara. Kadang-kadang, masyarakat bahkan merasa yakin bahwa siapa pun yang berkuasa pasti terlibat dalam korupsi.

Tampaknya masalah korupsi bukan hanya berkaitan dengan masalah individu atau kepribadian yang bermasalah. Ini adalah masalah sistem yang perlu diperbaiki. Pendidikan anti korupsi seharusnya menjadi mata pelajaran wajib mulai dari tingkat pendidikan paling dasar, seperti TK, SD, SMP, hingga SMA dan perguruan tinggi. Sayangnya, pada saat ini, mata pelajaran ini belum ada di sekolah dasar, meskipun pembentukan karakter dan nilai-nilai moral seharusnya dimulai pada usia-usia awal saat anak-anak berada di sekolah dasar.

Anak-anak perlu diajarkan bagaimana mengenali tindakan korupsi dan memahami perbedaan antara perilaku yang baik dan perilaku korupsi. Mata pelajaran ini akan membantu mereka memahami akar masalah korupsi dan mendorong mereka untuk menghindari perilaku korupsi. Dengan demikian, pendidikan anti korupsi bukan hanya untuk mengubah perilaku individu, tetapi juga untuk merombak sistem yang sudah terbentuk. Ini adalah langkah penting dalam memerangi korupsi dan membangun masa depan yang lebih jujur dan bermoral bagi Indonesia.

  • Mata Pelajaran Pengolahan Sampah

Pada tahun 2015, University of Georgia mengungkapkan bahwa Indonesia adalah penyumbang sampah terbesar kedua di dunia, dengan total sampah plastik mencapai volume luar biasa sekitar 187,2 juta ton/tahun dikutip dari Kompas.com. Fakta ini mengingatkan kita akan permasalahan serius yang perlu kita selesaikan secepatnya.

Mengapa pendidikan tentang lingkungan dan pengelolaan sampah menjadi semakin penting? Ini adalah pertanyaan yang perlu kita jawab dalam konteks masa kini. Kita hidup dalam era di mana isu-isu lingkungan semakin mendesak, mulai dari tempat pembuangan sampah akhir yang terbakar, masalah mikroplastik, hingga berbagai kerusakan lain akibat sampah.

Sama seperti korupsi, masalah sampah menjelma layaknya sebuah kearifan lokal yang salah kaprah. Sampah ada di mana-mana, dan sayangnya, banyak yang masih belum sadar akan pentingnya mengelolanya dengan baik. Orang dengan seenaknya membuang sampah sembarangan, bahkan di jalanan saat sedang berkendara atau di sungai. Inilah yang harus segera kita perbaiki.

Pendidikan tentang sampah seharusnya dimulai sedini mungkin, bahkan sejak anak-anak berada di sekolah dasar. Mereka perlu diajarkan tentang pentingnya sampah, bagaimana mengelola sampah dengan benar, dan dampak negatifnya terhadap lingkungan.

Mata pelajaran ini sebaiknya terpisah dari mata pelajaran IPA terpadu atau Biologi, karena masalah sampah adalah masalah yang mendesak dan perlu penekanan tersendiri. Terlalu sering kita salah dalam pengelolaan sampah di tingkat daerah atau kota. Sampah dari rumah tangga seringkali tercampur, pengangkutannya tidak terkoordinasi dengan baik, sehingga sampah yang seharusnya bisa didaur ulang atau diolah kembali menjadi barang yang berguna, malah terbuang percuma.

Dengan memasukkan pendidikan tentang sampah dalam kurikulum, kita bisa membantu menyadarkan generasi muda tentang pentingnya penanganan sampah yang benar. Ini adalah langkah awal yang krusial dalam memperbaiki perilaku dan kebiasaan masyarakat dalam mengelola sampah, sehingga kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan lebih berkelanjutan untuk generasi mendatang.

  • Materi Investasi Saham Mapel Prakarya Kewirausahaan 

Menurut data dari Kompas.com, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) mencatat bahwa belanja game masyarakat Indonesia mencapai Rp 30 triliun pada tahun 2021. Sayangnya, sebagian besar, yaitu sekitar 99,5 persen dari jumlah tersebut, mengalir ke luar negeri. 

Hal ini mengindikasikan potensi besar dari anak muda Indonesia dalam mengelola keuangan mereka, terutama dalam hal investasi. Oleh karena itu, penting untuk memasukkan materi tentang investasi saham dalam kurikulum pendidikan.

Mata pelajaran "Prakarya Kewirausahaan" adalah salah satu mata pelajaran yang saat ini sudah diterapkan di berbagai lembaga pendidikan formal, termasuk tingkat SMP dan SMA. Namun, ada sebuah aspek yang ingin saya dorong untuk dimasukkan dalam kurikulum, yaitu materi tentang investasi saham. Saat ini, jika kita melihat petunjuk pelaksanaan mata pelajaran ini, kita akan menemukan bahwa materi tentang investasi saham belum termasuk di dalamnya.

Mengapa materi tentang investasi saham perlu dimasukkan dalam mata pelajaran ini? Ada beberapa alasan kuat. Pertama, saat ini investasi saham sedang menjadi perbincangan yang hangat, terutama di kalangan anak muda. Banyak anak muda semakin melek investasi saham, dan ini merupakan berita bagus. Iklim investasi di Indonesia semakin positif, pasar saham semakin ramai, dan transaksi juga semakin meningkat. Hal ini berarti potensi untuk mendapatkan keuntungan (cuan) dalam investasi saham semakin besar.

Alasan kedua mengapa materi tentang investasi saham perlu dimasukkan dalam kurikulum mata pelajaran "Prakarya Kewirausahaan" adalah karena investasi saham dapat menjadi alat yang kuat untuk mengelola keuangan secara bijak. Dengan memahami bagaimana berinvestasi dengan baik, siswa dapat mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih stabil secara finansial. Mereka dapat membangun portofolio investasi yang dapat membantu mereka dalam mengatasi tantangan ekonomi yang mungkin mereka hadapi di era saat ini.

Jadi, penambahan materi tentang investasi saham dalam mata pelajaran "Prakarya Kewirausahaan" akan memberikan manfaat besar bagi siswa. Ini akan membantu mereka mengambil keputusan keuangan yang lebih cerdas, meraih masa depan yang lebih aman secara finansial, dan merasa lebih percaya diri dalam menghadapi tantangan finansial yang mungkin mereka hadap. Dengan melek investasi saham, mereka juga akan lebih bijak dalam manajemen keuangan mereka, karena investasi saham mengajarkan bijak dalam finansial.

Menuju Generasi yang Lebih Bijak dan Peduli

Sumber gambar: KOMPAS.id
Sumber gambar: KOMPAS.id

Dalam menutup tulisan ini, saya berharap dengan tulus agar usulan ini tidak hanya menjadi sekadar kata-kata, tetapi menjadi sebuah langkah nyata menuju masa depan yang lebih baik. Saya berharap pemerintah, para pengambil kebijakan, dan seluruh pemangku kepentingan akan mendengarkan suara saya, sebagai seorang guru, yang menyaksikan dan merasakan kebutuhan mendesak akan pembelajaran ini.

Saya juga mengajak rekan-rekan guru lainnya untuk bersatu, mengampanyekan ide ini, dan mendorong agar mata pelajaran yang saya usulkan ini diimplementasikan di setiap sekolah di Indonesia. Bersama-sama, kita dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs). Pembelajaran tentang budi pekerti, tata krama, investasi saham, dan pengelolaan sampah merupakan langkah kecil yang memiliki dampak besar dalam menciptakan generasi yang lebih bijak, peduli, dan siap menghadapi tantangan masa depan.

SDGs, dengan salah satu tujuannya yaitu Pendidikan Berkualitas (Quality Education), adalah visi yang tidak hanya diinginkan oleh pemerintah, tetapi juga oleh masyarakat. Dengan usulan ini, kita dapat lebih mendekatinya. Kita dapat membekali generasi muda dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk sukses dalam kehidupan, tetapi juga menjadi warga yang bertanggung jawab, beretika, dan peduli terhadap lingkungan.

Saya berharap usulan ini dapat menjadi pertimbangan dalam penyusunan kurikulum, dan semoga pendidikan di Indonesia dapat terus beradaptasi dengan perubahan zaman, mempersiapkan generasi masa depan untuk menjadi individu yang komprehensif, beretika, dan berdaya saing. Selain itu, langkah-langkah ini juga akan mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dalam konteks pendidikan di Indonesia.

Terima kasih atas perhatian dan dukungan Anda. Bersama-sama, mari kita wujudkan perubahan yang kita inginkan, untuk generasi masa depan yang lebih cerdas, lebih bijak, dan siap menghadapi tantangan dunia yang terus berubah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun