Fenomena "naik ring" para selebritis yang semakin marak di tanah air semestinya menjadi perhatian serius bagi para orang tua dan pendidik. Saya ingin berbagi kekhawatiran sebagai seorang orang tua dan pendidik melihat merebaknya tren ini yang sepertinya semakin mendominasi ranah hiburan di tanah air.Â
Dua peristiwa mencolok seakan menjadi puncak yang menggambarkan betapa kuatnya pengaruh media dan hiburan terhadap perilaku anak-anak. Pertama, sebuah video penyelamatan seorang anak kecil yang nekat menaiki atap rumah sendirian untuk mencari seekor ayam menjadi viral di media sosial.Â
Video berdurasi 1 menit 6 detik ini diunggah oleh akun TikTok @firsialda pada Senin, 16 Oktober 2023 mengutip dari KOMPAS. Dalam rekaman tersebut, seorang anak laki-laki mengenakan baju cokelat dan celana merah tampak menangis di atas genteng rumah. Dua orang pria akhirnya dengan penuh hati-hati meraihnya dan membawanya kembali ke bawah. Sang anak mengaku bahwa ia sedang meniru adegan kartun yang seringkali menjadi tontonannya.
Masih dari KOMPAS, Peristiwa sebelumnya terjadi di China pada Jumat, 26 Mei 2023, ketika seorang bocah laki-laki berusia empat tahun melompat dari lantai 26 sebuah gedung apartemen dengan menggenggam payung sebagai parasut.Â
Tindakan nekat ini terjadi setelah sang anak menonton film kartun "Tom and Jerry." Ini menunjukkan betapa kuatnya daya tarik tontonan kartun dalam mengilhami anak-anak.
Kita sering kali mengabaikan betapa kuatnya pengaruh apa yang kita saksikan dalam tayangan terhadap pikiran, perasaan, dan tindakan kita. Sebagai contoh, setiap kali kita menonton adegan pertarungan antara pahlawan dan penjahat dalam sebuah film, kita merasakan dorongan emosional yang kuat untuk mengikuti semangat keberanian dan kemenangan.Â
Fenomena ini membuktikan bahwa tayangan memainkan peran penting dalam membentuk persepsi dan tindakan kita. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika anak-anak, yang masih dalam tahap perkembangan, terkadang meniru perilaku berbahaya yang mereka lihat dalam tayangan, seperti mencoba naik ke atas genteng atau bahkan melompat dari tempat yang tinggi.Â
Kejadian ini mengingatkan kita pada kasus tragis seorang anak berusia 2,5 tahun yang terinspirasi oleh adegan kartun yang memicu tindakan berbahaya.
Kekhawatiran saya sebagai orang tua dan pendidik semakin mendalam ketika melihat tren "naik ring" di kalangan selebritis, yang kini menjadi fenomena yang mempengaruhi banyak kalangan di tanah air.Â
Yang perlu menjadi perhatian lebih lanjut adalah bagaimana tren "naik ring" ini berkaitan dengan masalah yang lebih dalam. Di Indonesia, kita semakin sering disuguhi tontonan pertarungan di atas ring tinju. Yang lebih memprihatinkan, pertarungan ini melibatkan para selebritis dan bukan lagi atlet tinju profesional.Â
Bahkan, pertarungan ini sering kali digunakan sebagai sarana penyelesaian konflik, menggantikan musyawarah dan dialog. Ini merupakan perkembangan yang memicu perdebatan lebih lanjut, terakhir kita menyaksikan pertarungan seorang atlet petarung profesional melawan tiga orang, yang sebenarnya bermula dari masalah antrian di sebuah franchise swalayan.