Tiga alasan di atas seharusnya menjadi dasar yang semestinya dipahami bersama oleh berbagai kalangan yang berkecimpung di dalam dunia pendidikan.Â
Kadang kala ada kesenjangan harapan antara sekolah, siswa dan juga orang tua serta masyarakat. Banyak juga loh ternyata para orang tua yang kerap menanyakan apa esensi sekolah sampai harus ngopeni rambut anak di sekolah.
Pilihan untuk razia cukur rambut adalah pilihan terakhir sebagai evaluasi pelaksanaan sosialisasi dan himbauan tata tertib sekolah yang rutin didengungkan. Jangan tiba-tiba tanpa sosialisasi, tanpa informasi dan tanpa himbauan kepada orang tua tiba-tiba sekolah melakukan razia cukur rambut, jelas ini adalah pelanggaran.Â
Atau tiba-tiba guru mendatangi siswa lalu mencukur siswa dengan potongan yang tanpa bentuk bahkan sampai botak, ini juga tidak diperbolehkan.Â
Sekolah tetap berkewajiban menjalankan tata tertib dengan semangat yang humanis dan bermartabat, jangan sampai penegakan disiplin justru menjadi tindakan yang melanggar hukum.
Sebagai orang tua siswa, mari kita dukung penegakan tata tertib yang ada di sekolah. Awasi juga setiap point tata tertib dan juga penegakan disiplin yang dilakukan oleh sekolah.Â
Sebagai seorang siswa, sadarilah bahwa pendidikan adalah proses "memanusiakan manusia", dan di dalam sebuah proses ada berbagai suka dan duka terpampang.Â
Ikhlaskan diri kalian untuk menerima segala materi pembelajaran dan mematuhi segala tata tertib sekolah. Karena apa yang kalian lewati sekarang adalah sebuah proses menuju kedewasaan berpikir dan watak.Â
Bagi masyarakat mari kita dukung dan awasi pemberlakuan kebijakan sekolah. Karena sesungguhnya sekolah tidak hanya sebagai tempat pemberian materi pembelajaran dari para guru tetapi lebih dari itu sekolah adalah tempat untuk pengemblengan watak siswa.Â
Jangan gembosi kebijakan sekolah dengan berbagai opini yang bersumber dari sudut pandang pribadi. Tapi hormati dan awasi setiap kebijakan yang disusun dan diberlakukan oleh sekolah dengan bijak.Â
Sekali lagi penulis katakan, bahwa sekolah bukan hanya tempat transfer materi pembelajaran tetapi tempat penggemblengan watak menuju manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Jadi tidak melulu hanya masalah nilai di rapot ataupun kecakapan dalam menyelesaikan soal-soal mata pelajaran.Â