Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Menghindari Jerat Pinjaman Online: 4 Pertimbangan Kritis yang Harus Diketahui

12 Agustus 2023   20:29 Diperbarui: 12 Agustus 2023   22:02 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (FOTO: MTVN/M. Rizal) pada www.medcom.id

Sudah rugi karena nominal pinjaman yang harus lebih besar dari harga barang berikutnya coba cek untung rugi dari penyusutan harga barang saat cicilan selesai. 

Misal ketika kita melakukan peminjaman dana untuk membeli sebuah sepeda motor dengan harga 15 juta. Yang pertama kita kaitkan pada poin yang telah ditulis oleh penulis di atas, peminjaman dana pasti akan melebihi nominal harga barang yang akan dibeli, misal menjadi 16 juta. 

Jadi yang nanti akan dibayarkan oleh debitur setiap bulan adalah jumlah pinjaman senilai 16 juta padahal harga barang yang dibeli hanya 15 juta saja. 

Berikutnya nilai jual barang yang dibeli dengan harus melakukan pinjaman sebesar 16 juta tersebut tidak sepadan dengan nilai jual saat peminjaman telah usai. Harga motor senilai 16 juta (berdasarkan nominal pinjaman) yang dicicil oleh debitur selama dua tahun, memiliki harga jual yang berbeda dengan harga saat awal pembelian. 

Misal toleransi penyusutan harga barangnya adalah 2 juta dari harga awal. Berarti motor saat setelah dua tahun berikutnya hanya memiliki harga 13 jutaan. 

Fix kita rugi, sudah rugi karena peminjaman yang melebihi harga barang berikutnya rugi karena saat cicilan selesai nilai jual tak lagi sama dengan harga awal, ruginya dua kali lipat. 

Apesnya apes, debitur sangat dirugikan andai motor yang dicicil selama dua tahun tersebut terpaksa harus dijual karena untuk memenuhi kebutuhan lain, harganya turun banyak. Seolah-olah debitur melakukan cicilan yang tanpa arti, tanpa manfaat, sebab ketika cicilan usai justru harga jual malah turun.

Sudah harus menaikkan pinjaman, eh pas lunas malah harga jual turun, masih bisa dikatakan untungkah?

3. Perhitungkan Kemampuan Dalam Membayar Cicilan

www.kompas.id
www.kompas.id

Jadi modal mereka hanyalah berani dan yakin, ditambah memang mental-mental yang hobi dengan cicilan, fix pinjam pinjol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun