Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Waspadai "Sindrom Othello" Dalam Persahabatan

23 Oktober 2022   14:27 Diperbarui: 30 Juli 2023   16:33 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
selalu merasa tidak percaya dengan teman sendiri dan selalu merasa akan dikhianati (sumber gambar idntimes.com)

Pelaku membuat pemikiran dan kepercayaan yang salah yang berasal dari dalam dirinya sendiri bahwa korban telah berkhianat atau tidak setia kepada pelaku gara-gara postingan kebersamaan antara korban dengan H dan S.

Padahal kalau saja pelaku berpikir jernih, bagaimana mungkin korban berkhianat atau tidak setia dengan pelaku sedangkan korban dengan rela hati bersedia menemui pelaku seorang diri di apartemen pelaku. Kesediaan korban untuk datang di apartemen pelaku merupakan sebuah pembuktian bahwa korban tetap setia berteman dengan pelaku. Tapi sayang kecemburuan buta dalam persahabatan mereka ini membuat pelaku merasa bahwa korban sebagai sahabat telah berkhianat dan tidak setia terhadap pelaku.

Perilaku pelaku ini diduga sesuai dengan karakter penderita Sindrom Othello, yaitu kecemburuan buta tanpa batas yang sangat berbahaya karena dapat menimbulkan korban jiwa. Biasanya sindrom ini dikaitkan pada pasangan yang terlibat dalam hubungan percintaan, tetapi dalam kasus ini diduga Sindrom Othello juga bisa berada dalam hubungan persahabatan.

Dari cnnindonesia.com, kecemburuan umumnya ditandai sebagai reaksi emosional negatif yang muncul saat seseorang kehilangan (atau takut kehilangan) hubungan yang berharga karena ancaman saingan, baik bersifat nonfiktif maupun imajinatif. Relate dengan apa yang terjadi dalam persahabatan mereka yaitu antara pelaku dan korban serta H dan S, pelaku merasa cemburu ketika melihat korban bersama dengan H dan S yang dianggap musuh pelaku. Rasa takut akan kehilangan pertemanan dengan korban karena seolah korban memihak kepada H dan S membuat pelaku merasa terancam dan terkhianati, hingga pada akhirnya pelaku tega membunuh korban.


Apa yang dimaksud dengan Sindrom Othello?

Sindrom Othello; cemburu buta dan kepercayaan yang salah (sumber gambar idntimes.com)
Sindrom Othello; cemburu buta dan kepercayaan yang salah (sumber gambar idntimes.com)

Sindrom Othello adalah kepercayaan yang salah bahwa pasangan dirinya atau kekasihnya tidak setia. Istilah sindrom Othello pertama kali dikemukakan oleh psikiatris Inggris, John Todd dan K Dewhurst, melalui publikasi di Journal of Nervous and Mental Disorder tahun 1955, berjudul "The Othello Syndrome: a study in the psychopathology of sexual jealousy ungkap dr Dito Anurogo MSc, dosen FKIK Unismuh Makassar dikutip dari Antara dilansir dari cnnindonesia.com.

Melansir dari Psychologi Today, cemburu berlebihan bisa menjadi tanda bahwa kamu mengidap gangguan jiwa yang disebut sindrom Othello. Nama sindrom ini diadaptasi dari salah satu tokoh terkenal karangan Shakespeare, Othello. Dikisahkan Othello merupakan seorang prajurit perang yang terbakar cemburu buta setelah dipengaruhi dan dimanipulasi oleh teman sesama prajuritnya mengenai ketidaksetiaan istrinya. Pada akhirnya, Othello membunuh istrinya sendiri, meski sebenarnya sang istri sama sekali tidak melakukan hal-hal yang dituduhkan tersebut, dikutip dari indozone.id.

Ada beberapa keyword dalam Sindrom Othello; cemburu buta dan kepercayaan yang salah, satu lagi gangguan jiwa. Jika ada dari kita yang merasa dalam dirinya ada kecemburuan buta dan kepercayaan yang salah seperti merasa dikhianati padahal sebenarnya tidak, yuk bersama kita sadar kesehatan jiwa kita, jangan-jangan kita mengalami gangguan jiwa Sindrom Othello. 

Bagi para penderita Sindrom Othello mungkin akan susah untuk menyadari kalau dirinya adalah penderita Sindrom Othello, padahal Sindrom Othello adalah gangguan kejiwaan yang harus segera disembuhkan karena penderita sindrom ini berpotensi besar menjadi pelaku kekerasan bahkan pembunuhan. Maka penting bagi kita untuk sadar kesehatan jiwa secara dini agar tidak menjadi pelaku dalam tindakan keji tersebut.

Bagi orang yang berada di sekitaran pelaku hendaknya juga lebih peduli dan waspada terhadap Sindrom Othello ini. Faktor penguat utama adalah keluarga, jika anggota keluarga melihat anggota keluarga yang lain cenderung memiliki ciri-ciri Sindrom Othello, mari untuk mencegah terjadinya tindakan yang tidak di inginkan, keluarga harus memberikan penguatan dan mungkin juga pengobatan yang diperlukan agar penderita Sindrom Othello ini dapat disembuhkan terbebas dari gangguan kejiawaanya ini.

Walaupun Sindrom Othello ini sering disebut sebagai gangguan kejiwaan dalam hubungan percintaan, nyatanya karakter Sindrom Othello ini juga memungkinkan ada di dalam dunia persahabatan. Seperti kasus di atas, Rudolf Tobing sebagai pelaku dan korban Ade Yunia Rizabani Paembonan merupakan sahabat satu circle, bukan pasangan yang terlibat dalam dunia romantisme percintaan. 

Agar kejadian ini tidak terulang lagi dan memakan korban, sudah selayaknya kita waspada terhadap tipe-tipe sahabat yang memiliki karakter condong mengarah pada Sindrom Othello. Karakter dari penderita sindrom ini masih bisa kita lihat, walaupun seperti tak kasat mata, karena yang terganggu adalah jiwa dari penderita sindrom ini, tapi beberapa karakter dari Sindrom Othello masih bisa kita lihat dan rasakan. Itu artinya sindrom ini masih bisa kita cegah dampaknya terhadap diri kita dan orang lain yang berada di sekitaran penderita Sindrom Othello ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun