Maka belajar dari berbagai insiden yang terjadi, wajib bagi sekolah untuk bekerja sama dengan dinas yang bertanggung jawab terkait pertolongan dan penyelamatan korban bencana.Â
Ada dinas pemadam kebakaran, ada BPBD, atau mungkin BASARNAS. Tapi yang paling dekat dan sesuai kewilayahan yang biasa kami hubungi ketika akan melaksanakan kegiatan saat-saat kemarin adalah BPBD (Badan Penanggulangan Bencana daerah).Â
Tim keselamatan dari BPBD adalah orang-orang ahli yang sudah mumpuni dan teruji dalam penyelamatan berbagai insiden yang terjadi. Jadi diharapkan dengan kehadiran tim ini mampu meminimalisir jatuhnya korban.Â
Para personilnya terlatih dalam memberikan tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan sekaligus seseorang yang dibekali dengan keahlian terlatih dalam berbagai hal yang dibutuhkan dalam tindakan penyelamatan.
Gagal merencanakan berarti merencanakan kegagalan
Ada sebuah quote bijak menarik, "ketika kita gagal merencanakan, maka kita merencanakan kegagalan". Ketika persiapan 4 hal ini gagal kita rencanakan dan kita laksanakan, maka sama saja kita merencanakan sebuah kegagalan kegiatan.Â
Gagal yang dimaksud adalah gagal dalam meminimalisasi potensi korban jiwa yang bisa saja terjadi. Ingat setiap jiwa adalah karunia Tuhan Yang Maha Esa, yuk sebagai seorang guru, maksimalkan tanggung jawab yang kita terima sebagai penanggung jawab kegiatan agar tetap menjaga jiwa-jiwa yang dititipkan kepada kita, yaitu para siswa.Â
Penyesalan itu di akhir, maka sebelum terjadi penyesalan marilah kita sama-sama peduli tentang berbagai potensi bahaya yang bisa saja terjadi saat berkegiatan di alam terbuka.Â
Mari kita laksanakan 4 hal tahapan di atas sebagai bentuk tanggung jawab kita. Jangan sampai ada lagi cerita nyawa siswa melayang hanya karena kegiatan siswa yang diadakan di alam terbuka, sepakat?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H