Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

3 Alasan Pentingnya Cuti Paternal Pasca Istri Melahirkan

9 Oktober 2022   13:26 Diperbarui: 8 Agustus 2023   22:45 455
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kedekatan ayah kepada anak membuat anak tidak rentan stres (ilustrasi diambil dari laman id.theasianparent.com)

Pasca kelahiran sang buah hati sepertinya seorang istri harus siap secara fisik dan psikis untuk fokus merawat buah hati yang baru lahir dan merecovery tubuh dan pikiran secara mandiri, karena tidak ada cuti bagi seorang suami pekerja untuk menemani istri pasca melahirkan. 

Padahal ibu pasca melahirkan masih butuh banyak dukungan dari suami, begitu juga dengan bayi, 6 bulan awal kehadirannya di dunia adalah periode emas untuk tumbuh kembang dan pada fase ini harusnya di dukung oleh pemberian nutrisi yang baik, yaitu ASI ekslusif. 

Istri membutuhkan banyak dukungan, baik dukungan merasa dicintai oleh suami maupun dukungan dalam urusan merawat buah hati yang baru lahir, plus menggantikan pekerjaan rumah harian seorang istri. Kehadiran seorang suami sangat membantu seorang istri fokus dalam pemberian ASI eksklusif dan membuat istri merasa tidak sendiri dalam menghadapi fase ini.

Seperti yang pernah penulis rasakan dulu pasca istri melahirkan, setiap pagi setelah subuh sebelum matahari terbit, mau tidak mau saya harus meninggalkan istri seorang diri di rumah untuk berangkat bekerja, rasanya bercampur aduk, antara sedih dan bahagia. Bahagia karena kelahiran buah hati kami, sedih karena harus meninggalkan istri seorang diri di rumah sepagi ini dengan kondisi istri yang pastinya sangat lelah luar biasa pasca melahirkan dan begadang malam hari karena menyusui. 

Dan itu saya lakukan persis satu minggu pasca melahirkan. Bayangkan, untuk berjalan saja istri masih harus berjalan dengan pelan dan hati-hati karena nyeri yang dirasakan. Belum dengan segala macam kebutuhan bayi yang harus disiapkan. Dudukpun tidak nyaman karena nyeri yang masih belum reda. 

Dengan berat hati tetap penulis tinggalkan setiap pagi untuk menunaikan sebuah pekerjaan yang disebut sebagai tugas negara. Di saat itulah istri dan buah hati sunguh sangat membutuhkan pendampingan dari suami. Sayang di negara kita belum ada undang-undang yang mengatur hak cuti bagi seorang suami dalam 6 bulan pertama pasca kelahiran (cuti ASI eksklusif), padahal di beberapa negara maju seperti Jepang dan Norwegia, negara memberikan cuti bagi seorang suami untuk merawat istri dan anak pasca kelahiran bahkan sampai satu tahun pasca istri melahirkan dengan gaji yang tetap dibayarkan melalui skema pembayaran yang dibuat oleh pemerintah. 

Lalu apa peran penting seorang suami hingga negara sekelas Jepang dan Norwegia "turun tangan" untuk membuat regulasi cuti bagi seorang suami pasca istri melahirkan, yuk kita simak penjelasan di bawah ini.  

1. Dukungan Suami Mencegah Istri Mengalami Depresi Postpartum Setelah Melahirkan

Dukungan Suami Mencegah Istri Mengalami Depresi Postpartum Setelah Melahirkan (ilustrasi diambil dari laman klikdokter.com)
Dukungan Suami Mencegah Istri Mengalami Depresi Postpartum Setelah Melahirkan (ilustrasi diambil dari laman klikdokter.com)

Faktor dukungan suami diperkirakan menjadi penyebab utama terjadinya depresi postpartum. Hal ini dikarenakan suami merupakan orang terdekat yang bertanggung jawab memfasilitasi timbulnya rasa nyaman, aman, rasa dihormati, rasa berharga, dibutuhkan, kuat, semangat untuk menyelesaikan kehamilan dan persalinan dengan baik dan penuh kebahagian. Akibatnya ibu mampu mengadaptasi perubahan emosi dan terhindar dari perasaan depresi.(Fraser, 2009) dikutip dari Martini Fairus dan Septi Widiyanti pada Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai Volume VII No.1 Edisi Juni 2014, ISSN: 19779-469X.  

Perasaan yang dirasakan istri karena harus memikul beban dan tanggung jawab sebagai ibu tentu akan menyebabkan tekanan. Ditambah rasa lelah karena baru saja melahirkan, hal ini bisa menyebabkan istri rentan mengalami depresi postpartum seperti dikutip dari alodokter.com

Pasca kelahiran buah hati adalah kondisi yang sangat riskan bagi seorang perempuan. Kondisi ini rentan membuat perempuan menjadi stres. Lelah yang mendera 9 bulan saat kehamilan, dan perjuangan luar biasa ketika melahirkan, membuat perempuan rasanya tiada henti dalam kelelahan. Pasca kelahiran bukan berarti segala kelelahan ini berkurang, justru kadang semakin bertambah-tambah. 

Tugas sebagai seorang istri yang tetap melekat, ditambah sekarang sebagai ibu yang harus tetap siaga dalam 24 jam. Kondisi ini bisa menjadi pemicu depresi postpartum. Depresi postpartum berpotensi menjadi penghalang ibu dalam merawat sang buah hati dalam pemberian ASI eksklusif. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun