Lain lagi ceritanya ketika sudah muda in tahun. "Perlu nambah satu lagi nih kayaknya, biar gak rebutan bawa nya"
Pokoknya gak bakalan berhenti, selama mata masih melihat, nafas masih panjang, sepertinya manusia tidak akan pernah berhenti untuk menjadi puas atas segala sesuatu yang telah dimilikinya.
Inilah sifat dasar manusia, selalu tidak puas terhadap segala sesuatu yang telah jadi miliknya.
Sama dengan kasus korban pinjaman di sekitar rumah, gara-gara beli motor baru rumah tangga jadi hancur , rumah terjual akibat gagal melunasi pinjaman.Â
Sepakat dengan teori di atas bahwa manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas, ada saja keinginan yang tiap saat harus dipenuhi, dan kadang sebenarnya keinginan itu hanyalah "pengen saja" bukan berdasarkan prioritas kebutuhan yang harus dipenuhi.
Inilah yang menjadi masalah sebenarnya, banyak korban dari pinjaman ini sebenarnya meminjam hanya untuk sesuatu yang gak begitu penting-penting amat sebenarnya kadang hanya masalah "pengen saja" atau karena sekedar "gengsi".
Slow Living, hidup Selow Tanpa "Ngongso"
"Slow living adalah soal pola pikir yang membuat kita kemudian menyusun gaya hidup yang lebih bermakna dan sadar dengan apa yang paling kita hargai dalam hidup", papar Agung Setiyo Wibowo dalam lifestyle.kompas.com
Cung siapa yang tidak paham?
Yok lah kita sederhanakan definisi dari slow living dengan sebuah kalimat;
"Untuk apa punya motor baru kalau ternyata tiap bulan harus kebingungan bayar cicilan"
"Untuk apa punya mobil baru kalau mau minum kopi saja harus pinjam duit teman"