Mohon tunggu...
Junjung Widagdo
Junjung Widagdo Mohon Tunggu... Guru - Guru SMAN 1 METRO, LAMPUNG

Untuk saat ini menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pelajaran dari Bintang Jatuh

25 Agustus 2022   21:21 Diperbarui: 31 Agustus 2022   22:16 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/id/photos/alam-bunga-tanaman-merah-jambu-4740827/

Sore tadi saat menyapu ruang tv, kebetulan chanel yang sedang di putar adalah siaran ulang sidang kode etik profesi seorang jenderal bintang dua yang sekarang ini pemberitaannya sedang trending. Berbeda saat awal pertama kali tampil dalam sorotan kamera sebelum kasus ini, beliau saat ini tampak lesu dan lusuh. 

Duduk di kursi di tengah-tengah rekan seprofesinya yang sekarang ini bertindak sebagai seorang yang akan menentukan keputusan tentang dirinya ke depan, yang akan membuktikan bahwa dirinya memang telah melakukan pelanggaran yang sangat berat, menghilangkan nyawa orang. 

Raut wajah beliau menahan getir-getir kepedihan, jiwanya kosong, seakan hampa, cemas-cemas berharap menanti apa yang akan terjadi pada dirinya dan keluarganya ke depan. 

Penulis mencoba menyelami perasaan beliau sebagai sebagai seorang yang saat ini ditetapkan sebagai tersangka pada kasus ini. Pasti menyesal setengah mati, darah rekan seprofesi tumpah karena emosi yang terbalut dalam arogansi. 

Sangat disayangkan sekali, apalagi pada jabatan beliau yang merupakan jabatan elit yang punya potensi untuk jadi pengganti pucuk pimpinan tertinggi saat ini, sungguh sangat disayangkan, bertahun-tahun beliau dan keluarga bergelimang dalam kebahagian dan harta di iringi oleh karir yang semakin tahun semakin moncer, sepak terjang beliau dalam penumpasan narkoba membuat karir beliau melesat sehingga menghantarkan beliau pada posisi sekarang ini. 

Apa mau di kata, saat ini bintang telah jatuh, kehormatan dan kebanggan keluarga juga runtuh. Dalam hitungan hari, tak sebanding dengan nama baik lagi terhormat bertahun tahun yang disandang. 

Entah apa yang dipikirkan beliau saat itu dan saat ini pun motifnya masih tersembunyi, dia pendam dalam hati sendiri menjadi misteri yang membuat semua orang penasaran dengan apa yang menjadi sebab peristiwa ini terjadi. 

Beberapa pemberitaan juga mengindikasikan bahwa kasus ini ditenggarai salah satunya karena urusan asmara. Belakangan juga terkuak bahwa beliau terlibat juga dalam judi online. 

Dari beberapa keterangan yang didapatkan melalui berselancar di dunia maya tersebut, bisa jadi motifnya sebenarnya sederhana, harta, tahta, wanita. Penulis tidak mau berspekulasi lebih jauh, yang akan penulis angkat di sini adalah betapa mudahnya emosi sesaat menjatuhkan "bintang" yang tinggi di angkasa. 

Andai saja waktu itu beliau tidak emosi, atau andai saja beliau waktu itu tidak tergiur dengan harta-harta lain, atau bisa jadi pengandaian yang lain, andai saja tidak bertemu dengan wanita lain. 

Nahas, pengandaian sekarang bukan milik beliau lagi, semua telah terjadi, tanpa bisa diulang kembali. Betapapun beliau menyesal setengah mati bercucuran air mata, darah yang tertumpah tidak akan kembali, dan beliau wajib mempertanggung jawabkan akibat perbuatannya itu dihadapan hukum dan layak mendapatkan hukuman yang setimpal, hukuman mati. 

Pengandaian masih milik kita sekarang, kita masih punya kesempatan. Bagi kita yang pada saat ini telah berkeluarga, hidup berdampingan bersama istri dan anak serta masih diberikan rezeki yang berlimpah, mari kita bersyukur, syukuri kenikmatan yang berlimpah ini, jangan ingkar nikmat dengan tamak terhadap harta lain yang harta itu diperoleh dengan cara yang haram, jangan! 

Juga kita wajib bersyukur atas keberadaan istri yang masih selalu ada senantiasa di sisi, tidak munafik bagi seorang laki-laki bahwa kami juga punya potensi besar untuk tertarik dengan wanita lain yang mungkin lebih cerdas dan juga rupawan, tapi ingat juga bahwa awal utama kehancuran laki-laki adalah wanita, telah banyak cerita tentang bagaimana wanita ini menjadi penyebab dari bencana yang terjadi. 

Mari kita sama-sama berdoa semoga kasus ini cepat tuntas, dan bagi kita yang saat ini sedang menjadi penonton, mari kita juga berdoa agar kita terhindar dari malapetaka yang demikian. 

Beliau juga tidak pernah menyangka hal ini akan bisa terjadi, dari "bintang" menjadi tersangka. Sama-sama mawas diri, sayangi istri dan harta yang berlimpah ini mari kita syukuri, jangan silap atas harta berlimpah dari perkara yang tidak di ridoi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun