Budaya literasi semakin dipermudah dengan masuknya era digital. Hal itu membuat dunia yang tadinya jauh semakin dekat. Seolah tanpa jarak dan sekat. Badan Perpustakaan Dan Arsip Daerah Provinsi Jakarta punya cara baru untuk mendekatkan generasi muda kepada budaya literasi. Sebuah terobosan baru yang dilakukan BPAD menelurkan aplikasi membaca buku digital yang praktis untuk semua kalangan. Dalam lomba menulis konten blog, tema ini diusung sebagai bahan lomba, yaitu “Perpustakaan Digital iJakarta.
Ya, mereka yang memiliki hobi tulis menulis dalam blog diminta untuk menuangkan seluruh ide-ide tulisan mengenai perpustakaan digital tersebut. Bagaimana antusiasme mereka mengikuti live blogging ini menarik perhatian saya. Mereka melakukan studi pustaka dalam arahan dan petunjuk dari Kepala KPAK Jakbar, Pak Ajang Pinem. Lomba menulis konten blog ini tidak hanya sekadar lomba menulis semata. Mereka, secara langsung belajar menggali bahan pustaka mengenai iJakarta dari berbagai sumber. Lantas diolah dengan gaya bahasa mereka sendiri.
Banyak bibit-bibit muda “calon blogger” masa depan bermunculan yang akan meramaikan jagat per-bloggeran di negeri ini. Beberapa di antaranya Hastari Sugesti, Noval Kurniadi, A. Hutami Adhiningsih, Fajar Jati W, juga Rizki Fajar Riyanti. Di antara mereka bahkan sudah menjadi blogger sejak tahun 2007, 2008, dan 2009. Itu artinya, mereka memiliki bekal/dasar bagaimana menciptakan satu konten dalam sebuah blog yang diminati banyak orang. “Ngeblog itu mudah, terpenting ada niat, kemauan, dan mau melakukannya,” ucap Elisa Koraag salah seorang juri menulis konten blog pada Hanjaba di wilayah Jakarta Barat.
Murid-murid Sekolah Menengah Pertama dari berbagai wilayah Jakarta Barat beradu imajinasi menciptkan tokoh komik yang mereka angankan. Alhasil?! Super! Hadir tokoh-tokoh komik masa depan. Berharap, imajinasi mereka tak berhenti sebatas Hanjaba, akan tetapi terus melangit.
Kekhawatiran sempat menyergap salah seorang juri komik. Manga (karakter komik Jepang), saat ini menjadi tren di kalangan anak-anak muda pecinta komik.
“Ya, saya sempat khawatir dengan tokoh komik yang mereka buat. Takut terimbas komik-komik Jepang yang beredar saat ini. Tetapi, bersyukur, tokoh komik yang mereka ciptakan tidaklah sama dengan komik Jepang. Apalagi dari isi materinya, mereka bercerita kejadian-kejadian yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari”, jelas Salma Indria Rahman, salah seorang juri komik Hanjaba wilayah Jakarta Barat.