Mohon tunggu...
Junita
Junita Mohon Tunggu... Freelancer - mahasiswi

وَاُفَوِّضُ اَمْرِيْٓ اِلَى اللّٰهِ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Efektifkah Gaya Belajar "Pembelajaran Berbasis Masalah"

21 April 2020   09:47 Diperbarui: 21 April 2020   09:57 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan dalam penerapannya selalu membutuhkan kepada pembaruan atau inovasi. Beberapa hal yang mempengaruhi adalah, perkembangan IPTEK, pertumbuhan penduduk, dan perbedaan kebutuhan.

Supaya pendidikan dapat memenuhi permintaan masyarakat, salah satunya adalah dengan menerapkan gaya-gaya baru dalam proses belajar mengajar, seperti pembelajaran berbasis pendidikan ini.

Pembelajaran berbasis masalah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi oleh Perseta didik secara ilmiah.
Pelajar setelah menyelesaikan pendidikannya dituntut untuk mampu berperan di masyarakat. Ikut berpartisipasi, mengabdi, dan membantu menyelesaikan problematika sosial. Hal-hal tersebut tidak dapat begitu saja dikuasai oleh siswa jika dengan hanya sekedar teori tanpa praktik.

Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu strategi yang dimulai dengan menghadapkan siswa pada masalah nyata atau masalah yang disimulasikan.

Pada saat siswa menghadapi masalah, mereka mulai menyadari bahwa hal demikian dapat dipandang dari berbagai perspektif serta untuk menyelesaikannya diperlukan pengintegrasian informasi dari berbagai disiplin ilmu.

Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu seorang guru dalam menyampaikan informasi kepada anak didiknya akan tetapi dirancang untuk peserta didik agar mengembangkan kemampuan berpikirnya.

Selain itu pembelajaran berbasis masalah juga bisa diartikan dengan suatu pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar tentang cara berpikir secara kritis dan sebuah keterampilan dalam memecahkan suatu permasalahan serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran.

Pada pembelajaran ini dilakukan dengan cara pengembangan kreativitas belajar siswa secara individu maupun kelompok, sementara seorang guru itu berperan sebagai pemberi stimulusnya, membimbing kegiatan belajar dan membantu mereka melaksanakan proses pemecahan masalah.

Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah

Dengan adanya pembelajaran berbasis masalah bertujuan untuk, memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa seperti pada pembelajaran berlangsung dan ceramah, tetapi pembelajaran ini dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan intelektual, berfikir kritis dalam memecahkan masalah dan menjadi siswa yang mandiri dan pembelajaran masalah memerlukan banyak latihan pengambilankeputusan tertentu selama perencanaan dan pelaksanaannya


Mengelola lingkungan belajar
Supaya tercita proses belajar mengajar yang baik, maka dibutuhkan pengelolaan yang baik pula. Model Pembelajaran Berbasis masalah tidaklah begitu rumit, namaun dalam mengimplementasikannya para tenaga pendidik membutuhkan banyak latihan dan megambi keputusan tertentu saat proses pendidikan berlangsung.

Berikut ini adalah beberapa manajemen pendidikan yang perlu diperhatikan dan tepat untuk diterapkan dalam Pembelajaran Berbasis Masalah.
1. Menangani situasi multitugas.
Guru-guru yang menerapkan PBM di dalam kelas-kelasnya, pasti banyak tugas yang diberikan seecara simultan, yaitu tugas yang diberika secara bersamaan. Ada tugas individu, adapula tugas kelompok. Cara murid menyelesaikan tugas pun bervariasi, ada yang mengerjakan di kelas, ada yang mengunjungi perpustakaan, ada pula yang mengerjakannya di tengah masyarakat (observasi} atau online.  Untuk menangani pekerjaan kelas yang bersifat multitugas ini agar dapat berlangsung dengan baik, siswa harus diajarkan agar dapat menyelesaikan tugas-tugas secara mandiri dan berkelompok

2. Kemampuan masing-masing murid tentulah berbeda.

Maka tanggapan mereka. Ada yang mampu menyelesaikannya dengan cepat dan teat, ada pula ynag menanggapinya sedikit lebih akhir karena harus melalui penghayatan dan pencermatan yang detail. Guru harus menyesuaikan hal tersebut, memahami individual masing-masing anak.

3. Memantau dan mengelola pekerjaan siswa

Penerapan PBM di sekolah akan memunculkan banyak tugas bagi para siswa. Supaya dapat teratur dengan baik, diperlukan adanya pengontrolan dan pengelolaan pengerjaan tugas siswa. Tugas yang banyak akan dikumpulkan pada waktu yang berbeda dan bervariasi. Saat memberikan tugas kepada siswa, guru menjelaskan prosedur pengerjaan tugas secara jelas, supaya tidak ada kesimpang siuran. Catatan perkembangan siswa juga harus dibuat.

4. Mengatur gerakan dan perilaku di luar kelas

Pendidikan tidak cukup hanya didalam kelas saja, namun berlangsung di luar kelas juga. Seperti di laboraturium, perpustakaan, atau alam terbuka. Maka, sebelum pelaksanaan pembelajaran di tempat-tempat tersebut, hendaknya guru memastikan bahwa para siswa memahami prosedur yang berlaku pada lingkup tersebut.

Kelebihan dan Kekurangan PBM
Dalam pelaksanaannya, PBM tentunya memiliki kelebihan dan kelemahannya. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan dari PBM.

Kelebihan
a. siswa dapat memahami konsep yang diajarkan karena mereka mampu untuk menemukan konsep tersebut.
b. melibatkan peserta didik secara aktif serta menuntuk keterampilan berfikir siswa yang lebih tinggi.
c. siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran akan masalah yang diselesaikan karena berkaitan dengan kehidupan nyata.

Kekurangannya
a. PBM tidak dapat diterapkan untuk setiap materi pelajaran. PBM lebih cocok untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu berkaitan dengan pemecahan masalah
b. menuntut pengetahuan siswa akan masalah yang kesulitannya tidak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
c. mengubah adanya kebiasaan siswa dalam belajar dengan metode mendengarkan dan menerima informasi menjadi belajar dan banyak berfikir akan pemecahan masalah yang memiliki kesulitan tersendiri bagi siswa.

Tahapan-Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah
Dalam penerapan suatu strategi pembelajaran berbasis masalah sangat diperlukan beberapa tahapan. hal ini diperlukan supaya PBL dapat berjalan dengan mulus dan menjadi pembelajaran yang efektif bagi peserta didik. Adapun tahapan-tahapan yang perlu dilalui dengan baik yaitu:

1. Orientasi peserta kepada masalah. Dalam tahap ini guru mempunyai tugas untuk menjelaskan tujuan pembelajarannya, seperti apa perangkat yang dibutuhkan oleh seorang guru dalam memotivasi peserta didik agar peserta didik terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dirancang oleh guru Tersebut.

2. Mengorganisasi peserta didik untuk belajar. Peran guru dalam tahap ini adalah membantu peserta didik mendefinisikan dan mengorhanisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Peran guru yaitu mendorong siswanya untuk bisa mengumpulkan informasi yang sesuai, dan melakukan percobaan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahannya dalam masalah.

4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya atau hasil yang sesuai seperti yang sudah di perintahkan.

5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Tugas guru pada tahap ini yaitu membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka.
 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun